BICARAINDONESIA-Madina : Jumlah korban merebaknya gas beracun H2S yang diduga kuat akibat pembukaan sumur V-01 perusahaan panas bumi PT Sorik Marapi Geotermal Power (SMGP ) yang beroperasi di Kecamatan Puncak Sorik Marapi , Kabupaten Mandailingnatal (Madina), Sumatera Utara hingga Jum’at pagi (23/2/2024) terus bertambah hingga mencapai 101 orang.
Seluruh pasien kini terus menjalani perawatan intensif di dua rumah sakit yang menjadi pusat penampungan. Ssbanyak 41 pasien di RSUD Panyabungan dan RSU Permata Madina menampung 60 orang pasien.
Pantauan dilapangan, pasien keracunan rata rata mengalami mual, muntah dan pusing. Sejak mendapat perawatan medis malam tadi, sejumlah pasien berangsur pulih.
“Sudah mulai baikan pak, kalau tadi malam mual mual karena ga tahan bau menyengatnya,” kata Habibah (44), kata salah satu korban asal Desa Sibanggor Julu.
Berbeda dengan Muhammad Risky. Kondisi bocah 12 tahun ini tampak lebih memprihatinkan. Bahkan wajah dan matanya tampam bengkak akibat terhirup gas beracun H2S yang menyebar. Hingga pagi ini, Risky mengaku masih mengalami sesak nafas, walaupyb tidak separah saat kejadian.
Sementara itu, tokoh masyarakat Sibanggor Julu bernama Awal mengakui, dua hari sebelum kejadian, pihak PT SMGP memang telah melakukan sosialisasi terkait rencana pembukaan sumur.
“Sosialisasi dilakukan di kantor Kepala Desa. Namun saat itu masyarakat meminta pada perusahaan agar memfasilitasi proses evakuasi warga sebelum pembukaan sumur dilakukan. Tapi saat itu pihak perusahaan mengaku bahwa dampak pembukaan sumur ini sangat kecil sehingga tidak perlu evakuasi,” beber Awal.
Hingga akhirnya bencana pun terjadi pada Kamis malam (22/2/2024) sekitar pukul 19.15 WIB, ketika warga mulai merasakan bau menyengat yang membuat mereka tiba-tiba mual, muntah dan pusing.
Diterangkan Awal, permukiman penduduk atau desa tempat tinggalnya berjarak sekitar 700 meter dari lokasi sumur. Namun karena uap terbawa angin, gas berachn yang diduga senyawa H2S itu akhirnya berdampam ke permukiman penduduk sehingga banyak yang keracunan.
Pantauaan kru Bicaraindonesia Di RSUD Panyabungan, karena jumlah pasien yang membludak, para pasien keracunan gas beracun terpaksa ditampung di tenda darurat karena ruang inap rumah sakit tidak lagi mampu menampung banyaknya korban.
Perlu diketahui, ada dua desa yang merasakan dampak akibat gas beracun H2S dari perusahaan panas bumi PT SMGP ini yakni Desa Sibanggor Julu dan Sibanggor Tonga.
Warga keracunan gas H2S dari PT SMGP ini bukanlah peristiwa pertama. Bahkan kejadian ini sudah berulang kali.
Berdasarkan data, perisiwa serupa pernah terjadi pada 25 Januari 2021. Bahkan tercatat 5 warga Sibanggor Julu meninggal dunia. Kemudian pada 6 Maret 2022 ada 57 warga terpaksa dirawat karena kasus keracunan H2S dari perusahaan milik SMGP.
Pada tanggal 24 April 2022, ada 21 warga juga keracunan. Kemudian kejadian yang sama terjadi pada september 2022 dengan jumlah korban keracunan 79 orang.
Penulis : Hanapi Lubis
Editor : Ty