BICARAINDONESIA-Labura : Sedikitnya 15 unit rumah semipermanen di Desa Simandulang, Kecamatan Kualuh Leidong, Kabulaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara musnah diamuk si jago merah.
Meski puluhan jiwa harus kehilangan tempat tinggal, namun dilaporkan tidka ada korban jiwa alam peristiwa yang terjadi Selasa malam (10/1/2023) tersebut.
Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kebakaran yang memicu kerugian material yang hampir mencapai Rp800 juta rupiah.
Dugaan sementara, titik api berasal dari korsleting atau hubungan arus pendek listrik dari salah satu rumah warga.
Dalam peristiwa tersebut, warga yang melihat kobaran api, awalnya sempat berusaha memadamkan dengan peralatan seadanya. Sayang, usai tersebut sia-sia.
Sebaliknya, tiupan angin kencang dan material bangunan yang rata-rata dari papan justru membuat api terus berkobar hingga menjalar ke bangunan rumah warga lainnya.
Melihat situasi tak menguntungkan itu, sejumlah warga memilih melakukan evakuasi harta dan benda sambil menyelamatkan diri.
Tak lama berselang, petugas pemadam pebakaran (Damkar) Pemkab Labura tiba di lokasi kejadian dan langsung berupaya melakukan pemadaman. Setelah berjuang beberapa jam, api akhirnya bisa dijinakkan.
Seorang warga sekitar mengaku, titik api berasal dari dapur rumah milik Dewi (23) sebelum akhirnya terus berkobar.
“Mendapat kabar adanya kebakaran di desa Simandulang saya kesana, saat di sana saya mendapat info dari warga yang melihat yang ketika itu dia lagi duduk duduk di depan rumah melihat, melihat api keluar dari dapur rumah tetangganya Dewi, melihat itu warga itu berteriak dan memberitahukan kepada warga lainnya,” ujar Her saat dihubungan via telepon, Rabu (11/1/2023)
Sementara, Kapolsek Kualuh Hilir AKP Krisnat Indrantno Napitupulu,SE, MH membenarkan peristiwa kebakaran tersebut.
“Untuk penyebab kebakarannya masih kita selidiki. Tapi, dari keterangan beberapa saksi, asal api bermula dari dapur milik seorang warga yang bernama Dewi,” terang Krisnat.
Krisnat juga merinci, jumlahrumah yang terbakar sebanyak 15 unit rumah. Selain itu 2 unit rumah warga lainnya terpaksa dilakukan pembongkaran guna mengantisipasi menjalarnya kobaran api ke rumah yang lain.
“2 unit rumah terpaksa kita bongkar untuk mencegah api merembet ketempat yang lain. Semua rumah rata-rata dihuni nelayan. Untuk korban jiwa tidak ada, kalau kerugian ditaksir mencapai ratusan juta,” paparnya.
Penulis : Aji S Hrp
Editor : Teuku