BICARAINDONESIA-Medan : Ranking 1 sebagai provinsi yang tertinggi dalam urusan peredaran dan penyalahgunaan narkoba disematkan Badan Narkotika Nasional (BNN) kepada Sumatera Utara, akhirnya membuat Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi angkat bicara.
Menurutnya, banyak faktor yang membuat hal itu terjadi. Mulai dari kesadaran masyarakat hingga banyaknya jalan masuk narkoba ke Sumut.
“Ya bukan soal peringkat narkoba ini, persoalannya pintu tikus kita cukup banyak. Mengawasinya cukup susah,” ujar Edy kepada wartawan di Rumah Dinas Gubernur, Selasa (30/6/2020).
Karena jalur narkoba yang banyak itu, Edy berharap semua pihak secara sadar bekerjasama memberantas narkoba. Kata Edy, kalau hanya mengandalkan aparat penegak hukum tidak akan cukup.
“Kesadaran masyarakat inilah (penting), tokoh agama, tokoh adat harus bekerjasama untuk melakukan ini, enggak cukup hanya aparat, untuk mengawasi ini, ya,” ujar mantan Pangkostrad itu.
Sebelumnya, Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan Sumut mejadi provinsi terbanyak menyalagunakan narkoba. Jumlah pecandunya lebih dari 1 juta orang, mengalahkan DKI Jakarta yang sebelumnya menduduki posisi teratas.
“Sumatera utara pada survei yang lalu menduduki peringkat 3, ranking ke 3 di Indonesia dalam hal penyalahgunaan narkoba. Sekarang ini (2020) menjadi peringkat 1, ranking 1. Pencandu narkobanya lebih dari 1 juta orang. Mengalahkan DKI Jakarta yang pada survei yang lalu menduduki rangking pertama,” ujar Arman usai mengungkap kasus sabu 40 kg di Kantor BNN Sumut, Senin, 29 Juni 2020.
Kata Arman, peringkat ini harus menjadi catatan bagi semua pihak. Mulai dari penegak hukum, pemerintah provinsi hingga masyarakat. Kedepan penyalahgunaan dan peredaran narkoba di sana harus berkurang.
“Nah, apakah masyarakat Sumut bangga dengan juara 1 ini ? juara 1 dalam hal menggunakan narkoba,’’ pungkas Arman.
Penulis : BSP
Editor : Yudis
No Comments