x

Antusiasnya Warga Kampung Sejahtera Ikuti Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme

3 minutes reading
Sunday, 27 Jun 2021 16:57 0 255 admin

BICARAINDONESIA-Medan : Kepedulian berbagai kalangan terhadap Kampung Kubur yang kini berganti wajah menjadi Kampung Sejahtera terus mengalir.

Tak hanya mengapresiasi terhadap perubahan itu, banyak pihak yang juga secara sukarela membantu warga setempat untuk berubah ke arah yang lebih baik, lewat berbagai pengetahuan.

Kali ini, sejumlah kaum ibu dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Utara yang ikut ambil bagian, dengan menggelar pelatihan pembuatan Eco Enzyme untuk masyarakat Kampung Sejahtera, Ahad (27/6/2021).

Sejumlah ahli pun turun tangan ke perkampungan yang terletak di kawasan Jalan KH Zainul Arifin, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah itu.

Mereka yang hadir dalam kegiatan yang digelar di lapangan serbaguna, Kampung Sejahtera antara lain Ir.Rena Arifah Simbolon, Yenny Susanti Siregar ST dari Rumah Bricket dan Relawan Eco Enzyme.

“Eco Enzyme ini sejuta manfaat, karena banyak manfaatnya, diantaranya untuk bersih-bersih, obat luar, detox, dan bisa menjadikan pupuk tanaman” ujar Rena Arifah, sebagai salahsatu pembicara.

Cara pembuatan Eco Enzyme ini, kata Rena, terbilang mudah, meski membutuhkam proses fermentasi dengan waktu 100 hari. Bahan bahan dasar pembuatan Eco Enzyme ini dari limbah sampah sayuran dan buah-buahan.

Kulit buah dan sisa sayur hanya dianggap sampah bagi sebagian besar orang, sehingga seringkali hanya sekadar dibuang di tempat sampah atau dijadikan pakan ternak.

Namun siapa sangka sampah ini dapat dimanfaatkan menjadikan cairan serba guna yang dapat digunakan sebagai pupuk, pestisida, obat pel, serta banyak manfaat lainnya. Eco-enzyme sendiri merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sisa organik, gula, dan air.

Proses membuat Eco-Enzyme dimulai dengan menyiapkan kontainer plastik bekas (bisa berupa botol/toples bekas atau jerrycan), air, gula, dan kulit buah yang lunak. Kulit buah yang bisa digunakan misalnya seperti kulit buah jeruk, apel, semangka, lemon, mangga, dan lain-lain.

Membuat takaran air, gula, dan sampah organik dengan perbandingan 1 Molase, 3 sampah dan 10 air. (1:3:10).
Mencampurkan seluruh bahan pada drum yang sudah dipersiapkan.

Setelah dicampur seluruhnya, kemudian drum yang sudah terisi, disimpan di tempat tidak terpapar matahari, hingga 100 hari panen, atau 3 bulan 10 hari, eco-enzyme dapat dipanen.

Pelatihan Eco-Enzyme sendiri diisi oleh DLH Provinsi Sumatera Utara melakukan pelatihan Eco Enzyme, dengan narasumber Ir.Rena Arifah Simbolon, dan Yenny Susanti Siregar ST dari Rumah Bricket dan Relawan Eco Enzyme. Materi penjelasan umum mengenai Eco-Enzyme disampaikan oleh Rena Arifah yang juga dosen di perguruan tinggi swasta di Kota Medan.

Sedangkan demo pembuatan dilakukan oleh Yeni Siregar dan diikuti oleh sejumlah peserta yang merupakan warga Kampung Sejahtera.

Melalui pelatihan Eco-Enzyme ini Ketua Perkumpulan Pemuda Pemudi Kampung Sejahtera (P3KS), Aminurasid mengharapkan jika sampah organik rumah tangga di Kampung Sejahtera dapat berkurang.

“Selain itu, membuat Eco-Enzyme dapat digunakan sebagai pengisi waktu luang karena proses membuatnya yang sangat mudah, tidak memerlukan biaya yang mahal dan alat bahan yang sangat mudah didapatkan. Terlebih lagi, pemanfaatan Eco-Enzyme dapat digunakan secara pribadi maupun untuk dijual kembali, sehingga dapat menambah penghasilan bagi warga,” terangnya.

Editor : Chairul/rilis

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x