BICARAINDONESIA-Deliserdang : Berharap suaminya yang pulang saat terdengar ketukan pintu dari luar, pada Selasa malam, 16 Juni 2020 lalu, seorang wanita bernama Siti Al Hajar Nasution warga Dusun I, Desa Dagang Kelambir, Kec. Tanjungmorawa Kab. Deliserdang, Sumatera Utara justru dibuat kaget.
Harapannya mendadak sirna karena si pengetuk pintu itu ternyata seorang pemuda yang dikenalnya sebagai kawan sang suami, sekaligus saksi pernikahannya pada September 2019 silam dengan TMS, yang disebut-sebut berprofesi sebagai Dosen di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU),
Tapi, asanya mendadak berantakan. Wajah manis wanita 21 tahun itu seketika muram seolah menggambarkan kehancuran hatinya. Ada apa gerangan?. Ternyata pemuda itu hanyalah kurir yang sengaja datang untuk mengantar sepotong surat.
“Seperti disambar geledek. 3 bulan tak pulang. Tak ada kabar berita dan tak pernah memberi nafkah lahir batin, dia (suami) justru mengirim surat cerai ini,” kisah wanita muda yang akrab disapa Ajar itu sambil berurai air mata, Selasa (7/7/2020).
Dalam suasana hati yang campur aduk, ibu dari seorang bayi yang masih berusia 4 bulan buah hubungannya dengan TMS itu meluapkan kekecewaannya dengan meremuk surat yang dibubuhi materai 6000 itu.
Namun niatnya untuk merobek surat itu terhenti seiring dengan tangisnya yang juga mereda. Perlahan mulai dirapikannya kertas itu meski bentuknya tak bisa kembali seperti sedia kala.
“Mungkin inilah gambaran kelicikan seorang laki-laki pengecut yang berani berbuat tapi tak berani bertanggungjawab atas perbuatannya. Semoga karma tak berlaku kepadanya,” cetus wanita semampai itu.
Cerita Kelam
Kepada Bicaraindonesia.net ia mulai bercerita tentang cerita kelam itu. Saat awal perkenalan, suaminya itu mengaku sebagai seorang dosen di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU). Mereka berkenalan sekitar bulan Oktober 2018 silam di Medan Night Market, Jl. Adam Malik Medan.
“Layaknya orang pacaran, ya banyaklah janji-janji manisnya. Apalagi dia seorang dosen, pendidik yang gak mungkin bohong saya kira. Sampai akhirnya saya terlena dan mau aja diajaknya berbuat hal yang tak pantas,” ucapnya sedih.
Akibat perbuatan terlarang itu, wanita berambut panjang inipun akhirnya hamil. Memasuki 4 bulan kehamilan, TMS masih terlihat beritikad baik. Persis pada 7 September 2019, mereka akhirnya menikah hanya disaksikan keluarga Ajar dan rekan TMS yang hadir sebagai saksi.
“Janji dia (TMS) saat itu, ia akan segera mengurus surat nikahnya. Ya karena saya gak ngerti masalah urusan administrasi itu, saya ngikut aja apa yang dia bilang. Sampai akhirnya dia pernah nunjukkan buku nikah itu ke saya dan ke mamak setelah sudah jadi. Tapi waktu kami minta, dia gak ngasih, alasannya mau ditunjukkannya ke buyanya (bapak) dahulu,” urai Ajar dengan mata masih berkaca-kaca.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya anak dari buah cinta mereka lahir ke dunia pada 17 Februari 2020. Layaknya suami, TMS turut serta mendampingi persalinan sang istri.
“Namun usai melahirkan, gelagatnya mulai berbeda. Dia mulai jarang datang. Tak pernah ngasi nafkah lahir. Kalau datang pun sebatas ngasi uang beli pampers sebulan sekali 200 ribu. Sedangkan untuk saya tidak pernah, hanya mau nafkah bathin. Bahkan parahnya, setelah itu ia 3 bulan menghilang tanpa kabar berita,” tuturnya kecewa.
Yang semakin membuat hati Ajar semakin hancur adalah ketika pada Senin, 15 Juni 2020 lalu, ketika ia mendapat informasi keberadaan suaminya di salahsatu cafe di kawasan Griya, Jl. Amir Hamzah, Medan.
“Sengaja jauh-jauh aku bawa anak yang sudah rindu ama bapaknya. Tapi sampai sana bapaknya justru terlihat sama perempuan lain. Walaupun hati hancur, tapi aku masih berusaha jangan sampai dia malu dihadapan orang ramai sampai akhirnya dia ngajak aku ke lokasi lain untuk ngobrol,” sebutnya.
Saat itulah, sambungnya, di hadapan perwakilan keluarga Ajar, pria berambut gondrong itu langsung menjatuhkan talak.
“Janjinya dia menyerahkan buku nikah itu dan akan segera mengurus perceraian. Bahkan di hadapan paman Ajar, dia ngaku gak pernah ngajar di kampus UIN. Memang kejam kali dia bang,” ujarnya.
Kelanjutan dari talak yang dijatuhkannya itulah, sehari kemudian, persis sehari kemaudian, teman TMS mengantarkan 2 lembar kertas bermaterai berisi menceraikannya.
“Pernikahan ini terlalu gampang dibuanya. Dia dosen UIN yang artinya paham agama. Tapi begini perlakuannya terhadap kami. Saya mohon kepada Rektor UIN untuk memperhatikan kasus ini. Apalagi saya dengar dia memang hobi main perempuan. Sudah banyak korbannya. Seperti saya dan anak saya yang sekarang hancur. Kami berharap suatu saat ada hukuman setimpal yang diterimanya kelak,” pungkas Ajar.
Penulis : Abdi
Editor : Teuku
1 Comment