BICARAINDONESIA-Jakarta : Usai dipecat Firli Bahuri pada 30 September 2021 yang lalu, mantan Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Harun Al Rasyid, kini tengah fokus mengelola pesantren dan berwirausaha.
“Sementara ini mengisi hari-harinya dengan mengelola pesantren dan barang dagangannya untuk didistribusikan dan dijual ke warung-warung,” cuit mantan penyelidik KPK, Aulia Postiera dalam akun @paijodirajo dilansir dari CNNIndonesia, Selasa (12/10/2021).
Semasa Firli Bahuri menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK pada tahun 2018, Harun dikenal sebagai ‘Raja OTT’ sebab sering kali menangkap tangan koruptor pada saat melakukan transaksi tercela. Ia merupakan angkatan pertama KPK.
Di tahun itu, KPK melakukan 29 Operasi Tangkap Tangan (OTT). Paling banyak sepanjang sejarah sejak KPK berdiri. Kepala daerah, penegak hukum, anggota dewan, pejabat pajak, hingga kepala lapas turut ditangkap dalam OTT tahun tersebut.
Aulia menilai Harun sebagai penyelidik berprestasi dan menjadi panutan juniornya selama di lembaga antirasuah.
“Banyak dari kasus OTT yang ditanganinya bersama anggota Satgasnya dalam beberapa tahun terakhir, sehingga dia tak salah juga mendapat julukan sebagai Raja OTT,” kata Aulia.
Harun juga dikenal rekan-rekannya sebagai sosok yang religius. Nilai-nilai pesantren sejak kecil semasa di Madura masih melekat hingga saat ini.
“Ia membagi waktunya untuk menyelidiki perkara, sebagai pengurus Wadah Pegawai KPK, pengurus Masjid Al Ikhlas KPK, mengajar mengaji di pesantrennya dan menulis buku. Harun biasanya menjadi Imam salat Isya di Masjid KPK,” ungkap Aulia.
Diketahui, sebanyak 57 pegawai KPK yang dinyatakan tak lolos asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dipecat. Satu pegawai lainnya yang disebut juga tak lolos asesmen TWK, Sujanarko, sudah menyatakan diri pensiun sebelum menerima surat keterangan (SK) pemberhentian dengan hormat.
No Comments