x

Bahasa Arab Jadi Bahasa Keseharian Anak-anak ‘Kampung Arab’ di Pedalaman Paluta

2 minutes reading
Sunday, 21 Nov 2021 17:59 0 327 rizaldyk

BICARAINDONESIA-Padanglawas Utara : Banyak orang belum mengenal Desa Parmeraan. Sebuah kampung kecil di pedalaman Kecamatan Dolok, Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta), Sumatera Utara (Sumut).

Sepintas memang tak ada yang istimewa dari desa yang dihuni lima puluh kepala keluarga (KK) itu. Namun, bagi kalangan masyarakat yang ada di Kabupaten Paluta, desa itu disebut dengan ‘Kampung Arab’.

Ternyata, gelar sebagai Kampung Arab tidak hanya asal sebut saja. Sebab, di kampung ini hampir seluruh anak-anak yang berusia belasan tahun sudah menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari.

Secara geografis, Kampung Arab terletak di wilayah Pegunungan Dolok. Untuk sampai ke desa ini, pengunjung harus menempuh jarak 80 kilometer dari Kota Padangsidimpuan atau membutuhkan waktu empat jam perjalanan dengan menaiki sepedamotor.

Butuh banyak perjuangan dan kerja keras untuk sampai ke Kampung Arab. Sebab, kondisi jalan masih memprihatinkan, ditambah kondisi medan perbukitan dan banyak jurang. Bagi pengendara harus berhati-hati ketika harus melintas.

Baru-baru ini, Kampung Arab viral di media sosial (Tik Tok). Hal itu berawal ketika salah seorang guru Pesantren bernama Bustaman Perwira Siregar mengupload sebuah video Tik Tok yang menunjukkan suasana di Kampung Arab.

Dalam video tersebut, Bustaman terlihat berkomunikasi dengan sejumlah anak-anak dengan menggunakan bahasa Arab aktif. Sembari bermain, anak-anak diajak berbicara dengan bahasa Arab.

Sosok Bustaman sudah tidak asing bagi masyarakat setempat. Pria lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir itu adalah salah seorang guru di Ponpes Darussalam Parmeraan.

Sejak kuliah, dirinya sudah mempunyai cita-cita ingin mendirikan Kampung Arab di Indonesia. Awal mula ide pendirian Kampung Arab pada 2019. Saat itu, Bustaman menjadi guru pemimpin Tahfidz Quran.

“Keinginan itu muncul, ketika saya kuliah di Kairo Mesir,”ujar Bustaman kepada wartawan.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini, seluruh santriwan-santriwati di Ponpes diwajibkan berbahasa Arab sebagai bahasa pengantar. Tujuannya, agar siswa fasih berbahasa Arab setelah menamatkan pendidikan.

Penulis / Editor : * / Abdi

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x