BICARAINDONESIA-Medan : Kebijakan pemerintah yang menetapkan satu harga terhadap minyak goreng (migor) sebesar Rp14.000 sejak 1 Februari 2022 lalu, justru memicu permasalahan baru.
Bahan utama untuk memasak itu justru semakin langka dan menghilang di pasaran. Alhasil, situasi ini tak hanya menimbulkan keresahan konsumen khususnya ibu rumah tangga dan pedagang, namun pedagang migor juga dibuat kerepotan.
Seperti penuturan Syaf, pedagang di Pasar Halat, Medan. Ia menuturkan, sejak pemerintah menerapkan satu harga, minyak goreng berbagai merek tertentu yang biasa dikonsumsi nyaris tak ditemui lagi di pasar tersebut.
“Sejak murah minyak goreng kayak Sunco, Bimoli atau Filma, tak ada barangnya. Entah kenapa bisa kek gini,” keluhnya saat dikonfirmasi diwarungnya, Jum’at (11/2/2022).
Biasanya, lanjut Syaf, meski harganya mahal, tapi stok tetap tersedia dan ia sebagai pedagang tak perlu kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
“Ini kan sama saja kebijakan yang dibuat pemerintah sangat provokatif. Dibuat murah tapi tidak dikontrol penyalurannya. Kan aneh minyak goreng bisa hilang begitu saja tanpa diketahui masalahnya apa, ” tegasnya.
Karena itu ia pun berharap pemerintah lebih bijaksana dalam menangani masalah migor di pasaran, agar tak memicu kegaduhan.
“Kan memang bukan di pasar tradisional saja yang hilang, di swalayan dan supermarket juga cuma rak dengan bandrol harga murah saja yang ada tapi barangnya kosong. Tolong pemerintah jangan lagi buat repot masyarakat dengan hal-hal begini,” pungkas Syaf.
Penulis/Editor : Teuku
No Comments