BICARAINDONESIA-Yogyakarta : Kejahatan remaja yang tengah menjadi fenomena di Jogja atau yang dikenal dengan istilah klitih semakin meresahkan. Hal itu pun mencuat setelah adanya kembali kejahatan jalanan yang terjadi pada Ahad (3/4/2022) dini hari yang menewaskan seorang pelajar.
Peristiwa berdarah itu pun mendapat respon dari pemerintah. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta pelaku kejahatan jalanan diproses hukum tanpa tebang pilih.
“Ini pelanggaran pidana, saya kira dicari aja diproses. Kalau saya itu sudah berlebih kalau itu. Diproses saja secara hukum,” kata Sultan, Senin (4/4/2022), dikutip dari CNNIndonesia.
Sultan berharap kepolisian segera menangkap pelaku. Sekalipun pelakunya ini masuk kategori remaja hingga anak-anak, ia meminta proses hukum tetap berjalan karena sudah menimbulkan korban hingga meninggal dunia.
Polisi, didorong Sultan, tidak menerapkan diversi atau pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan.
“Iya (diproses hukum) perkara nanti (pelaku) anak ini pidana ya sampai meninggal ya. Penegak hukum bisa cari cara dia diproses di pengadilan,” tegasnya.
“Kalau saya itu melanggar hukum. Bukan klitih kenakalan anak saja, tapi sudah terlalu jauh,” tambahnya.
Terkait persoalan kejahatan jalanan yang bak telah mengakar ini, bagi Sultan, pemda dan petugas keamanan tidak dapat berjalan sendiri-sendiri untuk menanganinya. Faktor lingkungan, seperti masyarakat atau orang tua juga memiliki andil besar dalam mengontrol aktivitas anak-anak mereka, termasuk selama bulan ramadan ini.
“Seperti itu bisa tapi di bulan apapun bisa terjadi. Saya nggak bisa mengatakan itu ya atau tidak karena yang namanya kejahatan bisa terjadi kapan pun,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Daffa Adzin Albazith (17) tewas usai menjadi korban aksi kejahatan jalanan di Jalan Gedongkuning, Kotagede, Kota Yogyakarta, DIY, Minggu (3/4) dini hari.
Korban yang merupakan warga Kebumen, Jawa Tengah, itu dengan beberapa rekannya disebut polisi sempat kejar mengejar dengan rombongan terduga pelaku yang membleyer atau memainkan gas motor di depan warung tempat Daffa cs sedang memesan makanan.
Daffa tewas usai terkena ayunan gir bertali pada bagian kepala. Dia sempat dirawat di RSPAU Hardjolukito sebelum dinyatakan meninggal pada Minggu pagi.
Sementara dari pihak SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta menyebut Daffa dan rekan-rekannya tengah mencari makan sahur sebelum insiden berdarah itu terjadi. Jenazah korban sudah dimakamkan di Kebumen Minggu kemarin.
No Comments