BICARAINDONESIA-Jakarta : Status Gunung Awu di Sulawesi Utara naik menjadi level III. Ini sesuai dengan keterangan resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Dalam keterangan resmi PVMBG pada Kamis (12/5/2022) dijelaskan bahwa peningkatan status level Gunung Awu ini merupakan dampak dari peningkatan aktivitas kegempaan di gunung berapi ini.
“Mengingat karakteristik erupsi Gunung Awu, potensi ancaman bahaya, hasil pemantauan kegempaan, serta antisipasi untuk gejala peningkatan menuru erupsi, maka tingkat aktivitas Gunung Awu dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi level III (Siaga) terhitung sejak tanggal 11 Mei 2022, pukul 24.00 WITA,” dikutip dari laman resmi Badan Geologi KESDM, Jumat (13/5/2022).
Erupsi Gunung Awu terakhir terjadi pada bulan Juni 2004, berupa erupsi magmatik yang menghasilkan kolom erupsi setinggi 3000 meter di atas puncak.
Tingkat aktivitas Gunung Awu adalah Level I (Normal) sejak 31 Oktober 2016. Lalu pada 12 Desember 2021 pukul 12.00 WITA, dinaikkan menjadi Level II (Waspada) pada karena terkait peningkatan jumlah gempa-gempa vulkanik.
Paska peningkatan aktivitas dari Level I (Normal) ke Level II (Waspada) secara visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.
Saat cuaca cerah, umumnya tidak teramati adanya hembusan gas dari arah kawah, namun pada 11 Mei 2022 pukul 15.00 WITA teramatai asap kawah berwarna putih sedang setinggi 30 meter di atas puncak.
Terkait status Gunung Awu Sangihe, PVMBG pun mencatat, jenis gempa yang terekam pada periode 1 Januari hingga 10 Mei 2022 terdiri dari, Vulkanik Dangkal (8 kejadian per hari), Vulkanik Dalam (5 kejadian per hari), Tektonik Lokal, dan Tektonik Jauh.
Pada 9 Mei 2022 terjadi kenaikkan jumlah gempa vulkanik yang signifikan, yaitu 88 kali Gempa Vulkanik Dangkal dan 147 kali Gempa Vulkanik Dalam.
Pada 10 Mei 2022 kenaikan jumlah gempa vulkanik semakin signifikan, yaitu 90 kali Gempa Vulkanik Dangkal dan 203 kali Gempa Vulkanik Dalam.
Tidak hanya itu, pengamatan visual PVMBG juga menunjukkan sedikit gejala perubahan berupa kemunculan asap dari kubah dan adanya kenaikan jumlah gempa-gempa vulkanik yang sangat signifikan.
Dengan begitu, hal ini mengindikasikan sekarang sedang terjadi proses peretakan batuan di bawah tubuh Gunung Awu yang diikuti dengan pergerakan fluida seperti gas, cairan dan padatan batuan ke permukaan yang lebih dangkal.
Nilai gempa menunjukkan peningkatan drastis pada periode 9 dan 10 Mei 2022, berkaitan dengan kenaikan jumlah gempa-gempa vulkanik.
Sementara itu, potensi bahaya Gunung Awu yang mungkin terjadi berupa erupsi magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar dan atau aliran piroklastik. Selain itu, aktivitas Gunung Awu Sangihe juga berpeluang meningkatkan kejadian bahaya berupa erupsi freatik yang didominasi uap, gas gunungapi maupun material erupsi sebelumnya.
Erupsi terakhirnya pada Juni 2004 menyisakan kubah lava di dalam kawahnya yang memiliki diamater sekitar 370 meter dan tinggi sekitar 30 meter.
“Potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan,” terang PVMBG.
Emisi gas gunungapi seperti CO, CO2, H2S, N2, dan CH4 juga mengajad potensi bahaya lainnya. Gas-gas tersebut dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman.
Selanjutnya, potensi bahaya sekunder jika erupsi telah terjadi berupa aliran lahar yang berasal dari material piroklastik yang jatuh di bagian lereng dan terbawa air hujan mengikuti alur-alur sungai yang berhulu dari Gunung Awu.
Untuk itu, dalam tingkat aktivitas Level II (Siaga) ini, masyarakat dan pengunjung atau wisawatan diminta agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 3,5 km dari kawah puncak Gunung Awu.
Masyarakat juga diharapkan mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat terkait persoalan ini.
Upayakan untuk tetap tenang, dan tidak terpancing isu-isu mengenai aktivitas Gunung Awu dari sumber-sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
PVMBG dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (BPBD) dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe sedang berupaya dalam mitigasi aktivitas Gunung Awu Sangihe ini.
No Comments