BICARAINDONESIA-Medan : Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai menyerang hewan ternak di Sumatera Utara. Tercatat sudah ada 598 hewan ternak yang diduga terserang PMK.
Hal itu disampaikan Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin, saat rapat koordinasi membahas PMK di Medan, Jumat (13/5/2022). “Sumatera Utara total 598,” kata Nuryani saat rapat di rumah dinas Gubsu, Medan.
Rapat turut dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo turut memberikan sambutan melalui virtual.
Dari jumlah itu dijelaskan, ada 261 hewan ternak yang diduga terjangkit berada di Kabupaten Deliserdang dan 337 hewan ternak di Kabupaten Langkat.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam arahannya meminta agar warga tidak panik. Dia menyebut angka kematian hewan karena PMK ini masih kecil.
“PMK ini kematiannya kecil, jadi jangan ada yang mendramatisasi,” tutur Yasin Limpo.
Yasin Limpo menyebut soal PMK ini tidak menular ke manusia. Untuk itu, dia meminta agar warga tidak panik dengan adanya penyakit ini.
Yasin Limpo kemudian berpesan agar semua pihak bekerjasama untuk menyelesaikan masalah wabah penyakit ini.
Dia berjanji akan ikut membantu pemerintah daerah untuk menyelesaikannya. “Kami back-up di belakang,” jelasnya.
Disetop Sementara
Sementara itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meminta agar proses jual beli hewan ternak dari Aceh disetop sementara. Hal ini untuk menghindari penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Kita melakukan isolasi keluar masuknya sementara dari perbatasan Aceh, sementara,” kata Edy di Medan, Jumat (13/5/2202).
Hal itu disampaikan Edy karena kasus PMK pada hewan ternak saat ini banyak terjadi di Aceh. Wilayah yang paling banyak terkonfirmasi PMK di Aceh adalah Aceh Tamiang.
Edy mengatakan stok sapi di Sumut saat ini sebanyak 17 ribu ekor. Dan menurutnya ini masih cukup untuk kebutuhan masyarakat.
“Kita punya 17 ribu ekor yang siap potong. Dalam kondisi ini, kita sampaikan kepada pedagang untuk tidak melakukan perdagangan ke luar dan masuk ternak tersebut,” tuturnya.
Selama masa isolasi itu, kata Edy, sapi-sapi akan diawasi terus kesehatannya. Apabila ada yang sakit, maka akan disimpan dan tidak boleh dijual.
“Dalam isolasi ini, apabila ditemukan tanda-tanda binatang tersebut dia akan kita kandangkan dan tidak boleh dilakukan tindakan dilepas atau dijual. Namun apabila tidak layak lagi dipotong atau dikonsumsi, maka akan dimusnahkan,” ucap Edy.
Ada pun sebaran hewan ternak yang diduga terkonfirmasi PMK sesuai data yang disampaikan di dalam rapat yang bersumber dari iSIKHNAS. Sampel dari hewan ini masih di cek di laboratorium.
1. Deli Serdang
a. Hamparanperak : 17 ekor
b. Galang : 50 ekor
c. Pagar Merbau : 20 ekor
d. Percut Seituan : 29 ekor
e. Tanjungmorawa : 145 ekor
2. Langkat
a. Besitang : 204 ekor
b. Pematang Jaya : 133 ekor
Penulis / Editor : *Amri
No Comments