BICARAINDONESIA-Jakarta : Sebuah video yang memperlihatkan seorang anak laki-laki dalam kondisi kaki terikat dengan rantai viral di media sosial. Diduga penelantaran anak itu dilakukan oleh orang tuanya.
Polisi saat ini tengah mendalami kasus dugaan penelantaran anak oleh orang tuanya di daerah Jatikramat, Jatiasih, Kota Bekasi itu.
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki mengatakan peristiwa itu pertama kali dilaporkan warga pada Selasa (19/7/2022) lalu setelah warga melihat korban dengan kondisi kaki terikat.
“info masyarakat sudah ditindaklanjuti oleh lurah, babinsa, babinkamtibmas, serta RT/RW setempat dengan menjumpai orang tuanya,” kata Hengki kepada wartawan, Jumat (22/7/2022).
Bersasarkan narasi yang beredar di media sosial, dikatakan bahwa anak berinisial R (15) itu ditemukan oleh warga. Namun, hal ini dibantah oleh Hengki.
Hengki mengatakan bahwa R ditemukan di rumahnya. Ia juga menyebut bahwa pihak terkait mulai dari orang tua, RT, hingga Lurah telah sepakat untuk membawa R ke panti asuhan.
Namun, R akan lebih dulu menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisinya.
Saat ini, kata Hengki, pihaknya masih mendalami motif dari orang tua terkait pemasangan rantai di kaki anak laki-laki tersebut.
Orang tua korban, yakni PS yang merupakan ayah kandung dan AR selaku ibu tirinya tengah diperiksa oleh penyidik Satreskrim Polres Metro Bekasi Kota.
“Ada barang bukti yang diamankan seperti rantai dan sebagainya, untuk mengetahui motif dan sebagainya akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu,” ungkap Hengki.
Hengki juga menuturkan pihaknya akan melakukan visum terhadap R. Ini dilakukan untuk mengetahui sudah berapa lama dirinya dipasung atau dirantai kakinya.
Lebih lanjut, Hengki mengatakan bahwa akan turut didalami apakah aksi pemasungan itu dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi orang tuanya.
“Ya kita masih melakukan pendalaman (soal dugaan penelantaran anak), kalau lihat dari gizi dan sebagainya, lahap sekali makannya ya kita lihat, mungkin kurang kepedulian dari orang tua, rasa kasih sayang berkurang dengan alasan berbagai suaminya kerja jadi driver, istrinya kerja, kalau melihat dari itu kita dalami,” tutur Hengki.
Sebagai informasi, ayah korban bekerja sebagai seorang sopir. Sedangkan ibu tiri korban merupakan seorang guru untuk anak-anak autis.
No Comments