x

Krisis Energi di Inggris Semakin Mencekik, Ribuan Warga Demo

2 minutes reading
Monday, 3 Oct 2022 09:29 0 596 admin

BICARAINDONESIA-Jakarta : Terus melonjaknya harga gas dan listrik, yang melanda Inggris, membuat ribuan warga negara tersebut turun ke jalan pada akhir pekan lalu untuk berunjuk rasa atas krisis biaya hidup.

Demonstrasi yang dilakukan Sabtu, 1 Oktober 2022 itu bahkan disebut-sebut sebagai aksi protes simultan terbesar di Inggris dalam beberapa tahun terakhir. Apalagi aksi tersebut dilakukan serempak di berbagai kota negara tersebut, termasuk Skotlandia.

Media sosial menunjukkan kerumunan besar di acara-acara di Glasgow, Liverpool, Manchester, Newcastle dan Belfast.

Melansir The Guardian, di Glasgow, ribuan orang berkumpul di tangga Galeri Buchanan untuk rapat umum dan meneriakkan: “Tories, Tories, Tories! Keluar, keluar, keluar!” dan “Para pekerja, bersatu, tidak akan pernah dikalahkan.”

Terkoordinasi di antara beberapa organisasi masyarakat dan serikat pekerja untuk memaksimalkan dampaknya, protes hari Sabtu juga diiringi dengan pemogokan kereta api terbesar di Inggris selama beberapa dekade.

Jade Anderson (25) salah seorang penunjuk rasa yang melakukan aksinya di depan stasiun The King’s Cross mengatakan dirinya saat ini terpaksa masih tinggal bersama orang tuanya karena tidak mampu membayar biaya sewa yang tinggi.

“Dan tagihan energi yang meningkat berarti kami sudah mengumpulkan kayu untuk musim dingin. Ayah saya seorang pembangun dan dia melakukan shift yang lebih lama dan lebih lama sehingga kami dapat bertahan,” tutur Anderson seperti dikutip dari CNBCIndonesia.

Demo The King’s Cross adalah salah satu dari setidaknya enam demonstrasi besar di Inggris. Sekitar pukul 14.00, puluhan aktivis duduk di jalan dan memutar musik, menghalangi lalu lintas sementara yang lain meneriakkan slogan-slogan tentang krisis iklim.

Demonstran lainnya, seorang asisten pengajar, Farzana Khanom (23), situasi ekonomi telah membawa dirinya pada pilihan yang sulit, yaitu bahwa dia harus memilih antara membayar tagihan energi yang meningkat atau berinvestasi dalam karirnya.

“Tetapi jika kita bersatu dan membuat suara kita didengar, mungkin kita bisa membuat perbedaan,” katanya.

Saat dia berbicara, sebuah petisi yang baru-baru ini diluncurkan yang menyerukan pemilihan umum untuk “mengakhiri kekacauan pemerintah ini” melonjak di atas 300.000 tanda tangan saat makan siang.

Di seluruh Inggris, muncul laporan tentang warga yang membakar tagihan listrik mereka, sebuah isyarat simbolis yang dipromosikan oleh Don’t Pay UK.

Adapun, Perdana Menteri Inggris Liz Truss telah membatasi kenaikan sehingga rata-rata rumah tangga akan membayar tagihan energi tahunan sebesar 2.500 pound, jauh lebih rendah dari beberapa perkiraan terburuk.

Namun, harga masih akan naik rata-rata sebesar 27% selama dua tahun ke depan, setelah melonjak beberapa kali selama 12 bulan terakhir.

Editor : Teuku/*

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x