x

Hadirkan 5 Konjen dan Menteri PPPA, Komnas PA Gelar Diskusi Publik Tentang Anak 

3 minutes reading
Wednesday, 2 Nov 2022 11:21 0 281 admin

BICARAINDONESIA-Deliserdang : Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Kabupaten Deliserdang akan menggelar diskusi publik yang menghadirkan 5 Konsulat Jendral (Konjen). Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) pada Kamis, 3 November 2022 besok.

Kelima konjen yang secara khusus diundang merupakan Konjen yang ada di Medan diantaranya Konjen Malaysia, Konjen Amerika, Konjen Jepang, Konjen Tiongkok  dan Konjen Belanda.

“Untuk para Konjen ini, kita sudah undang melalui surat resmi. Namun kita belum tau apakah mereka bersedia hadir atau tidak. Kita berharap, mereka bisa hadir karena yang kita lakukan merupakan rangkaian dari peringatan Hari Anak Internasional,” ucap ketua panitia Surya Dharma, Rabu (2/11/2022).

Sedangkan untuk narasumber yang akan dihadirkan yakni Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Ketua Umum Komnas PA Arist Merdeka Sirait, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak Miska Gewasari, Kepala Dinas Pendidikan Deli Serdang Yudy Hilmawan, Kepala Kejaksaan Negeri Deli Serdang Jabal Nur, dan Pakar Kesehatan Sumut dr Adi Rahmat.

Untuk diketahui, lanjut Surya, kegiatan ini digelar dalam upaya membedah, sekaligus mengevaluasi sejauh mana komitmen pemerintah dan semua elemen masyarakat di Indonesia dalam mengimplementasikan ratifikasi konvensi hak anak baik dalam pemenuhan, kendala, fakta dan fenomena kekerasan yang terjadi kurun waktu 32 tahun terakhir.

Bertema “Evaluasi 32 Tahun Indonesia Ratifikasi Konvensi Hak Anak”, kegiatan tersebut akan dilaksanakan di aula Water Land, Desa Bandar Labuhan, Kecamatan Tanjungmorawa.

“Kegiatan diskusi publik ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Anak Internasional (HANI) tahun 2022 sekaligus Hari Jadi ke-24 Komisi Nasional Perlindungan Anak,” timpal Ketua Komnas PA Deli Serdang Junaidi Malik dalam konferensi pers, di sekretariat pendukung Jalan Besar batangkuis-Lubukpakam, Beringin.

Ia menambahkan, diskusi publik dinilai penting untuk melihat dan mengetahui fenomena anak di Indonensia dalam berbagai perspektif, baik sosial kemasyarakatan, hukum, pendidikan, ekonomi, agama, kesehatan dan sebagainya.

“Kita ingin melihat fakta dari fenomena anak di Indoensia. Apa yang terjadi, apa yang sudah kita buat, apa yang kurang dan lainnya sebagainya, sehingga bisa dirumuskan langkah-langkah konkret untuk mewujudkan kepentingan terbaik anak di Indonesia,” jelas Junaidi.

Komnas PA sendiri dalam gerakan perlindungan anak di Indonesia sudah mengubah paradigma perjuangan. Melindungi anak bukan lagi sebuah gerakan sosial, gerakan kemanusiaan atau sekadar rasa pilu dan empati. Tapi, paradigma yang dianut bahwa melindungi anak adalah bela negara.

“Sekarang, melindungi anak bukan sekadar kasihan dan kemanusiaan, tapi sebagai gerakan bela negara. Kalau sudah bela negara, maka semua kita punya kewajiban sama untuk melindungi anak dari semua bentuk ancaman,” tegasnya.

Surya Dharma kembali menambahkan, adapun peserta yang diundang dalam diskusi ini meliputi, pejabat dan birokrat, akademisi, praktisi pendidikan, kepala desa, pegiat pendidikan non-formal yang konsentrasi terhadap perlindungan anak berkebutuhan khusus, guru serta peserta didik usia SMA sederajat.

Editor : Teuku/*

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x