BICARAINDONESIA-Jakarta : Dalam tiga bulan terakhir tahun ini Credit Suisse rugi besar. Hal itu dikarenakan nasabah kaya mulai berpaling dari raksasa perbankan Swiss tersebut.
Credit Suisse memperkirakan rugi US$ 1,58 miliar atau Rp 24,65 triliun (kurs Rp 15.600) pada kuartal IV-2022. Penarikan besar-besaran telah dilakukan nasabah kaya yang menyebabkan penurunan besar dalam likuiditas.
Chairman of Credit Suisse, Axel Lehmann mengatakan pemegang saham setuju atas rencana penggalangan modal 4 miliar Franc Swiss. Hal ini sebagai langkah positif dalam membangun Credit Suisse yang baru.
“Kami sepenuhnya fokus pada penerapan prioritas strategis kami,” ujar Lehmann dikutip dari Reuters, Kamis (24/11/2022).
Dia menjanjikan masa depan Credit Suisse akan lebih cerah dan menguntungkan.
Credit Suisse mengatakan telah terjadi arus keluar aset sebesar 6% pada akhir kuartal III-2022. Divisi Wealth Management yang melayani nasabah kaya menyebut arus keluar telah membaik, tetapi belum berbalik.
Analis di Vontobel memperkirakan skala penarikan tersebut sekitar 84 miliar Franc Swiss. Akibatnya, bank terpaksa masuk ke buffer likuiditas, tergelincir di bawah persyaratan peraturan minimum tertentu.
“Arus keluar bersih besar-besaran di Wealth Management sangat memprihatinkan, terlebih lagi karena belum berbalik,” kata Andreas Venditti dari Vontobel.
Venditti mengatakan bahwa rasio kecukupan likuiditas (LCR) bank sebagai tolak ukur keuangan telah turun secara besar-besaran menuju 100%. Credit Suisse mengatakan LCR harian rata-rata untuk kuartal IV-2022 adalah 140%.
No Comments