BICARAINDONESIA-Jakarta : Perum Bulog melaporkan, Indonesia kembali mengimpor beras. Berdasarka catatan BUMN Pangan, jumlah beras yang masuk sebanyak 14.000 ton per Selasa (20/12/2022).
Hal itu dilakukan demi memenuhi pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk mengintervensi harga beras dan pasokan di pasaran.
Sebelumnya, pada Jumat (16/12/2022) sebanyak 10.000 ton beras juga telah masuk ke Indonesia. Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, artinya total beras impor yang masuk ke Indonesia sudah sebanyak 24.000 ton dari total yang akan diimpor, yaitu 200.000 ton.
“Yang sudah masuk Vietnam dan Thailand dan yang terbesar memang dari Vietnam dan Thailand (impornya). Kurang lebih 200.000 ton itu diusahakan datang bulan ini,” ujarnya dii Kantor Perum Bulog Selasa (20/12/2022).
Rincian beras impor yang baru masuk itu, sebanyak 5.000 di Pelabuhan Tanjung Priok dan 5.000 di Pelabuhan Merak Banten dari Vietnam. Sementara itu, sebanyak 4.000 lagi di Pelabuhan Panjang Bandar Lampung berasal dari Thailand.
“Data ini yang sudah datang dan Estimate Time Arrival (ETA) 10.000 Priok, 10.000 Merak, dan 4.000 Pelabuhan Panjang. Priok dan Merak dari Vietnam, Pelabuhan Panjang dari Thailand,” imbuhnya.
Perum Bulog mendapatkan izin impor beras sebanyak 500.000 ton, maka sisa 300.000 ton ditargetkan bisa datang pada Februari 2023. Iqbal menjelaskan, Perum Bulog berharap beras impor datang sebelum masa panen raya.
“Prinsipnya itu adalah sebelum masa panen, jangan sampai datang berbarengan dengan masa panen. Panen itu, biasanya di awal Maret atau akhir Februari, kalau tidak masuk ke Bulog, pasar terisi setidaknya harga kan relatif stabil. Itu biasanya Maret (panen raya),” jelasnya.
Jika beras impor datang pada Februari, diharapkan memang untuk mengutamakan cadangan beras pemerintah (CBP). Setiap tahunnya, pasokan CBP harus ada minimal 1 juta ton. Namun, beberapa bulan ini, pasokan selalu menurun karena akhir tahun bukan masa panen raya dan Bulog tidak bisa menyerap beras.
Editor: Rizki Audina/*