BICARAINDONESIA-Jakarta : Dibuat bertekuk lutut, dolar Amerika Serikat (AS) kini bertengger di bawah Rp15.000. Hal itu menjadikan nilai tukar rupiah kembali menguat pada perdagangan hari ini.
Refinitiv pada Senin (16/1/2023) melansir, rupiah langsung melesat 0,43% ke Rp15.075/US$ begitu perdagangan dibuka. Penguatan rupiah kemudian bertambah hingga nyaris 1% ke Rp15.000/US$.
Lalu, pada pukul 09.45 WIB tadi, rupiah berhasil menembus level Rp14.980 per dolar AS.
Pelaku pasar hari ini menanti rilis data neraca perdagangan Indonesia. Surplus neraca perdagangan diperkirakan menyusut sangat dalam pada Desember 2022. Pelemahan itu sejalan dengan perlambatan ekonomi global.
Konsensus pasar dari 11 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Desember 2022 sebesar US$ 3,92 miliar. Surplus tersebut jauh lebih rendah dibandingkan November 2022, yakni sebesar US$ 5,16 miliar.
Jika prakiraan tersebut menjadi kenyataan, surplus pada Desember 2022 akan menjadi yang terendah sejak Mei 2022. Sebagai catatan, Indonesia melarang ekspor CPO pada bulan tersebut.
Penguatan tajam rupiah ditopang dari dalam dan luar negeri. Rupiah mendapat momentum penguatan setelah pemerintah mengumumkan akan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE).
Dengan revisi tersebut DHE nantinya akan ditahan lebih lama di dalam negeri sehingga pasokan dolar AS bisa bertambah.
Editor: Rizki Audina/*