BICARAINDONESIA-Lubukpakam : Seorang siswi SMP Negeri 3 Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah dipaksa melakukan
squat jump sebanyak 80 kali oleh kepala sekolah Rabu, (18/1/2023) sekitar pukul 09.30 WIB.
Ironisnya, pihak sekolah seolah ‘cuci tangan’. Dalam keadaan tak berdaya, siswi berinisial VP yang masih berusia 13 tahun itu dibawa ke RSUD Amri Tambunan oleh teman yang juga duduk di kelas VIII tanpa dipedulikan pihak sekolah.
Ia juga harus menjalani perawatan di ruang IGD. Bahkan karena mengalami sesak nafas yang cukup parah, pernafasannya terpaksa dibantu oksigen.
Saat diwawancarai, VP masih bisa menceritakan awal mula kejadian. Disebut pada mulanya mereka sedang baris di halaman sekolah. Kemudian ada dua orang rekannya yang pria ribut dalam barisan. Meski hanya dua orang namun seluruh siswa diberikan sanksi yang sama.
“Disuruh squat jump sama kepala sekolah. Pertama 50 kali, baru kemudian dikasih waktu 10 sampai 15 menit untuk hafal perkalian 12 dan 13. Karena nggak ada yang bisa hafal ditambah 20 kali lagi squat jamnya,”kata VP.
VP menyebut ketika sudah 70 kali melakukan squad jump ia sempat menjulurkan tangan dan menyampaikan kepada Kepala Sekolahnya tidak sanggup lagi. Namun bukannya merasa kasihan malah disuruh tambah 10 lagi untuk melakukannya.
“Ya dilakuin juga. Udah dibilang pak nggak tahan tapi tetap disuruh. Sempat duduk di rumput sebentar karena kecapean baru kemudian di suruh masuk kelas. Di kelas itulah baru kemudian sesak,” kata VP.
Ia pun mengaku sempat minta izin ke ruang Kapsek. Selanjutnya sempat disuruh pulang karena memang sudah lemas. Disitu ia pun sempat menerima uang Rp10 ribu dari wakil Kepala sekolah untuk ongkos becak pulang ke rumah.
“Di jalan sesak kali saya. Saya bilang sama teman saya untuk antar ke rumah sakit. Nggak tahan kali,” kata VP.
Bibik dan Paman VP sempat datang menjenguk ke rumah sakit. Karena mendapatkan kabar lebih dulu ia pun langsung bergegas dari rumah ke IGD rumah sakit.
“Awalnya dikabari sama temannya kami pikir ini mau modus penipuan. Karena ditelpon balik sempat nggak ngangkat. Tapi rupanya benar di rumah sakit. Kami kecewa kok bisa segitu kali menghukumnya,” kesal Dana, paman korban.
Sementara itu Kapala SMPN 3 Lubukpakam Juhum memohon maaf kepada keluarga VP dan akan bertanggung jawab atas kejadian ini. Ia dan guru-gurunya datang ke kediaman VP ke jalan Sempurna Desa Sekip, Kecamatan Lubukpakam dan langsung menyalami meminta maaf. Sebelumnya pihak sekolah juga datang ke IGD RSUD Amri Tambunan menjenguk VP.
Penulis : Budi
Editor : Yudis