BICARAINDONESIA-Medan : Sejumlah siswa-siswi SMA Shafiyyatul Amaliyyah mengikuti program Edutour ke Pantai Manggrove Desa Sei Nagalawan Perbaungan, Kabupaten Serdangbedagai, Sumatera Utara, Kamis (19/1/2023).
Keberangkatan para anak didik tersebut dilepas Ketua Harian Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) Addaratul Hasanah, S.Pd, M.Sos, didampingi Kepala SMA Shafiyyatul Amaliyyah Dahliana, S.Pd, dan Kepala Departemen Keislaman dan Dakwah H. Azhar Fauzi, M.Pd.I.
Pada kesempatan tersebut, Addaratul Hasanah mengatakan bahwa kegiatan Edutour YPSA ini, selain menikmati alam, para siswa juga akan mendapatkan pengetahuan tentang tumbuhan lingkungan Mangrove.
Addaratul juga menekankan kepada siswa-siswi SMA Shafiyyatul Amaliyyah agar tetap berkarakter disiplin, religius, dan smart di tempat yang akan dikunjungi nanti. Serta dapat memetik pelajaran dan pengalaman selama mengikuti program yang diadakan setiap 1 tahun sekali ini.
“Ini merupakan kegiatan Edutour pertama kali usai pandemi Covid-19 dan lokasi ini sudah 2 kali dikunjungi setelah tahun 2018 yang silam. Di Pantai Mangrove ini, siswa akan mendapatkan wawasan ilmu pengetahuan tentang alam sekitar pantai serta dapat lebih mensyukuri nikmat alam ciptaan Allah Subhanahu Wataala ini. Semoga siswa-siswi SMA dapat menikmati perjalanan edutour ini,” tuturnya.
Menimpali hal itu, Kepala SMA Shafiyyatul Amaliyyah Dahliana, S.Pd mengatakan bahwa sebanyak 335 orang siswa-siswi SMA Shafiyyatul Amaliyyah dan 65 orang guru, pengurus yayasan, petugas keamanan, petugas kebersihan, dan petugas kesehatan, serta ditambah 1 unit mobil Voorijder dari Polda Sumut.
“Aktivitas yang akan dilaksanakan oleh siswa-siswi SMA yaitu edukasi Mangrove, edukasi pembuatan makanan dan sirup dari bahan dasar tumbuhan lingkungan mangrove, edukasi Menanam Pohon Bakau, dan edutainment Memancing Kepiting,” terangnya
Sementara, di lokasi para siswa disambut langsung oleh pengelola pantai Mangrove, Sutrisno.
“Saya sangat senang dan terharu atas kedatangan siswa-siswi SMA Shafiyyatul Amaliyyah ke tempat ini. Tim kami akan membagi kelompok untuk diberikan penjelasan tentang awal terbentuknya pantai Mangrove ini, serta sumber apa saja yang bisa di dapat disini,” ujarnya.
Ia juga memaparkan, bukan hanya karena pasir putihnya yang kini bersih, melainkan pepohanan mangrove yang membuat pantai tersebut tampak asri dan sejuk.
“Adapula jembatan yang menghubungkan pantai dan hutan mangrove juga menjadi spot foto favorit pengunjung mendokumentasikan keindahan pantai dan puluhan pohon mangrove yang berjejer meneduhkan pantai,” imbuhnya.
Sutrisno juga menjelaskan, antai ini disebut Pantai Mangrove karena memiliki area yang ditanami banyak pohon manggrove dan kini rimbun menghijaukan sekitar pantai. Tempat wisata ini selalu dipadati wisatawan yang datang dari dalam maupun luar kota untuk menikmati keindahan pantainya serta belajar mengenal lebih dekat tentang tumbuhan pohon Mangrove.
“Tempat ini selalu ramai didatangi wisatawan, terutama saat akhir pekan. Pantai ini merupakan lokasi ekowisata mangrove terpadu berbasis masyarakat pertama di Indonesia, dimana dalam satu lokasi ini terdapat hutan Mangrove, pengolahan produk berbahan dasar mangrove, hingga program homestay yang dikelola oleh penduduk setempat,” katanya lagi.
Menurutnya, walaupun pohon bakau atau Mangrove sering dijumpai di beberapa pantai di Sumatera Utara, tapi tidak ada pantai yang seserius Pantai Mangrove dalam mengelolaan dan pengurusannya sehingga membuat Hutan Mangrove di sekitar pantai.
Saat Adzan Dzuhur tiba, seluruh siswa langsung mengambil wudhu dan salat berjamaah di bibir pantai Mangrove. Usai salat seluruh siswa melaksanakan kegiatan bebas seperti foto-foto, berjalan di tepi pantai, bermain bola, naik banana boat, naik ATV dan lain sebagainya. Usai melaksanakan salat Ashar berjamaah, tepat pukul 17.00 WIB seluruh peserta edutour kembali ke Medan.
Editor : Teuku/*