BICARAINDONESIA-Medan : Baru-baru ini, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) melantik 911 pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemprovsu. Mirisnya, salah satu pejabat yang dilantik sudah meninggal tiga tahun lalu.
Dikutip dari pengawal.id, pejabat tersebut adalah Edison Hutasoit ST. Dia dilantik sebagai Kepala Sumber Daya Air dan Cipta Karya UPTD Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tarutung, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provsu.
Diketahui, Edison meninggal dunia tiga tahun lalu saat menjabat sebagai Kepala Seksi (Kasi) Sumber Daya Air (SDA) Cipta Karya Gunung Sitoli.
“Setahu saya, yang bersangkutan sudah meninggal tiga tahun lalu. Saya teman akrabnya dan ikut mengantarkan jenazahnya saat dimakamkan,” kata sumber yang juga salah seorang ASN di Pemprovsu.
Saat dikonfirmasi, Kabag Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provsu Karim awalnya mengatakan bahwa pihaknya mengalami kesalahan data. Namun, ketika didesak atas kebenaran informasi tersebut, Karim mengaku belum mengetahuinya. “Nanti saya cek dulu ya,” ujarnya singkat.
Sementara itu, Kadis PUPR Bambang Pardede yang dikonfirmasi mengakui hal tersebut. Menurut Bambang, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan BKD Provsu. Nama yang bersangkutan sudah dicoret dari daftar nama pejabat yang dilantik. Namun, Kadis Kominfo Sumut Ilyas P Sitorus mengaku bahwa dirinya belum mendapat informasi terkait hal itu. “Coba konfirmasi ke orang BKD,” sarannya.
Kesalahan tersebut menimbulkan pertanyaan dari banyak kalangan. Salah satunya Direktur Eksekutif Lembaga Independen Pemerhati Pembangunan Sumatera Utara (LIPPSU) Azhari AM Sinik.
Azhari mengatakan, munculnya nama Edison Hutasoit dalam daftar pejabat yang dilantik, menimbulkan tanda tanya. Salah satunya, terkait dugaan penyelewengan gaji Edison Hutasoit selama tiga tahun setelah dia meninggal dunia.
“Masuknya nama Edison Hutasoit dalam daftar pejabat yang dilantik membuktikan yang bersangkutan masih tercatat sebagai ASN di lingkungan Pemprovsu. Jadi, gaji serta tunjangan jabatannya sebagai Kasi SDA Cipta Karya Gunung Sitoli masih terus berjalan. Ke mana uangnya? Dugaan ini harus diusut,” ujar Azhari, Kamis (23/2/2023).
Editor: Rizki Audina/*