x

Soal Isu Jual Beli Kepala Turis China, Ini Kata Sandiaga Uno

2 minutes reading
Friday, 24 Feb 2023 08:45 0 231 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno buka suara terkait praktek ‘jual-beli kepala’ turis China di Bali. Sandiaga mengatakan, praktek tersebut menawarkan paket pariwisata dengan harga miring, asalkan mampu mendatangkan wisatawan dalam jumlah banyak.

“Praktek ‘jual-beli kepala’ turis itu hanya berfokus pada kuantitas kunjungan turis,” ujar Sandiaga.

Di sisi lain, ia menyebut sudah saatnya pariwisata Bali menekankan pariwisata yang berkualitas.

“Kita harus melihat bahwa kepulihan pariwisata ini harus berbasis kualitas. Jadi, bukan hanya jual beli kepala. Tapi, mereka (turis) datang ke sini untuk menikmati wisata di Indonesia yang sudah mendapatkan pengakuan dunia,” kata Sandiaga di Badung.

Sandiaga mengaku sudah bertemu dengan para pejabat di China. Ia juga menyampaikan keinginan Indonesia untuk mengembangkan pariwisata berkualitas.

“Saya bicara dengan para pemimpin di China, ke depan fokus kita adalah pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” imbuhnya.

Sebelumnya, praktek ‘jual-beli kepala’ turis China juga mendapat sorotan dari Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati. Pria yang akrab disapa Cok Ace itu mengingatkan organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menindak tegas praktik tersebut.

“Saya mendengar, ada banyak keluhan. Tidak hanya oleh masyarakat kita, tetapi juga oleh wisman China itu sendiri. Bahkan, sampai ke konjen China di Bali,” kata Cok Ace saat rapat persiapan tata kelola destinasi pariwisata Bali bersama OPD dan stakeholders terkait di Kantor Gubernur Bali, Denpasar.

Turis China diakui Cok Ace mengakui secara kuantitas tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih, China menjadi salah satu penyumbang wisatawan tertinggi di Bali.

Kendati demikian, Cok Ace tidak ingin terjebak dengan kuantitas wisatawan yang banyak, tetapi mengesampingkan kualitas. Ia meminta agen atau biro perjalanan untuk tidak banting harga hanya demi menarik jumlah wisatawan.

“Karena hal itu akan merugikan. Para wisatawan juga tidak bisa menikmati Bali dengan baik. Harus diantisipasi agar masalah (jual-beli kepala) tidak terulang,” pungkas dia.

LAINNYA
x