x

Ketua KPU: Rencana Anggaran Rp803 Miliar untuk Surat Suara Proporsional Terbuka

2 minutes reading
Monday, 27 Feb 2023 14:48 0 204 Iki

BICARAINDONESIA-Jakarta : Rencana anggaran pengadaan surat suara pada Pemilu Legislatif 2024 telah dibuat oleh KPU. Ketua KPU Hasyim Asy’ari mengungkapkan, surat suara itu dirancang dengan sistem proporsional terbuka sesuai dengan aturan yang masih berlaku saat ini.

Hasyim menyampaikan hal itu dalam sidang etik di Ruang Sidang DKPP, Jakarta, Senin (27/2/2023). Hasyim mengatakan, penyusunan rencana anggaran surat suara tersebut merujuk pada UU Nomor 7 Tahun 2017.

“KPU telah menyusun perencanaan anggaran cetak surat pada Pemilu 2024 yang mengacu pada sistem proporsional daftar calon terbuka. Sebagaimana diatur dalam pasal 168 ayat 2 UU Pemilu,” kata Hasyim.

Lebih lanjut, anggaran sebesar Rp803 miliar, kata Hasyim, terbagi menjadi tiga. Pertama, jenis surat suara untuk pemilu DPR sebesar Rp271.373.926.278. Kedua, jenis surat suara DPRD Provinsi sebesar Rp271.373.926.278. Terakhir, jenis surat suara DPRD Kabupaten/Kota sebesar Rp261.114.886.416.

“Total anggaran biaya cetak surat suara untuk Pemilu 2024 adalah Rp803.862.737.972,” ujarnya.

Sistem yang dipakai adalah proporsional terbuka dengan surat suara yang memuat gambar-nomor urut partai dan nomor urut-nama caleg caleg setiap dapil.

“Perencanaan anggaran cetak suara sebagaimana dimaksud pada huruf C, didasarkan pada ketentuan pasal 342 ayat 2 UU Pemilu. Yang pada pokoknya mengatur surat suara sebagaimana dimaksud pada pasal 341 ayat 1 huruf b untuk calon anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota memuat tanda gambar-nomor urut parpol, nomor urut-nama calon anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap dapil,” kata dia.

Sebelumnya, Hasyim diadukan Muhammad Fauzan Irvan karena dinilai bersikap tidak mandiri, lantaran mengeluarkan pendapat atau pernyataan yang bersifat partisan. Pendapatnya itu terkait kemungkinan kembali ke sistem proporsional tertutup atau pemilu coblos gambar partai. Pernyataan itu dinilai menciptakan kondisi yang tidak kondusif untuk pemilih.

Editor: Rizki Audina/*

LAINNYA
x