BICARAINDONESIA-Jakarta : Media sosial TikTok dihebohkan dengan video turis dari Thailand yang diserbu pedagang asongan di pantai Kuta, Bali. Serbuan itu membuat dia risih dan frustasi.
Video itu diunggah di akun TikTok @wepergee hingga viral di jagat maya. Video yang diunggah pada 23 Februari 2023 oleh akun itu memperlihatkan saat dirinya dikerubuti para pedagang seperti tukang pijat, pedicure dan pedagang gelang untuk untuk membeli barang dagangan atau jasa yang ditawarkan di pantai Kuta.
Unggahan itu pun mendapat 395 ribu suka dan mendapat tanggapan bergam dari warganet. Dalam videonya, pria bernama Bank ini terlihat cukup fasih berbahasa Indonesia dan bisa berkomunikasi dengan para pedagang dengan lancar.
Travel Vlogger ini awalnya ingin mencoba tato temporer. Namun dalam sekejap, ia langsung didekati oleh pedagang yang menawarkan jasa pijat dengan harga Rp 50 ribu. Awalnya sempat menolak, tapi si pedagang masih mencoba menawarkan dan memberikan harga yang lebih murah. Bank pun mau.
Belum selesai dipijat, pedagang lain kembali datang menawarkan pedicure dengan tarif Rp 100 ribu. Bank menolak karena dianggap terlalu mahal untuk memotong satu kuku jari saja. Bank kemudian memberikan tarif pedicure Rp 30 ribu, sama dengan tarif pijat.
Tak berapa lama, Bank kembali didatangi pedagang lain yang menawarkan gelang. Bank awalnya menolak dan meminta maaf kepada pedagang itu, namun tetap dipaksa.
Dalam Bahasa Thai, ia sempat mengaku frustrasi lantaran tetap dipaksa. Akhirnya, Bank membeli gelang itu dengan harga Rp 10 ribu. Tak berselang lama, datang lagi pedagang lain yang menawarkan jasa mencabut uban.
Bank lagi-lagi menolak karena merasa tidak perlu, namun tetap dipaksa. Pada akhir video, Bank tampak dikerubuti oleh pedagang-pedagang di sekelilingnya. Ia bahkan berujar tidak bisa bergerak ke mana-mana.
Terkait dengan unggahan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Badung I Nyoman Rudiarta mengaku sudah memberi pelatihan hospitality kepada para pedagang, khususnya yang ada di pantai Kuta.
“Kami sudah berikan pelatihan hospitality ke para pedagang di Pantai Kuta. Untuk kejadian ini, kami akan sampaikan dan koordinasi dengan pihak desa adat, karena pihak desa adat yang melakukan pengaturan pedagang-pedagang di sana,” ujar Rudiarta, Rabu (15/3/2023) kemarin, dikutip dari detik.
Pengawasan terhadap para pedagang di Pantai Kuta, kata Rudiarta, menjadi tanggung jawab dari Desa Adat Kuta.
“Kami minta dari desa adat melalui satgas juga ikut dalam membina pedagang-pedagang bila perlu memberi sanksi,” ungkapnya.
Ditanya bentuk sanksi yang akan diberikan, Rudiarta mengatakan masih akan berkoordinasi dengan Desa Adat Kuta.
“Tunggu koordinasi dengan desa adat, karena pihak desa adat yang mengakomodir para pedagang. Bukan kecewa, banyak tantangan pasca pandemi dan kondisi global,” cetusnya.