BICARAINDONESIA-Jakarta : Pencopotan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023 menjadi isu utama di dalam negeri. Bahkan, dunia internasional turut menyoroti persoalan tersebut.
Sejumlah media asing mengangkat gonjang-ganjing Piala Dunia U-20 2023 yang awalnya akan digelar di Indonesia itu. Semuanya mengaitkan pencopotan status Indonesia sebagai tuan rumah dengan kisruh penolakan keikutsertaan Timnas U-20 Israel dalam turnamen tersebut.
Israel lolos ke Piala Dunia U-20 untuk pertama kalinya, menyusul perjalanan mereka ke final Kejuaraan U-19 Eropa tahun lalu. Pada kejuaraan itu, mereka menjadi runner-up di bawah Inggris.
Kantor berita AFP, merilis berita berjudul “FIFA Strips Indonesia of Under-20 World Cup Amid Israel Row”. Dengan menyebutkan bahwa keputusan FIFA diambil di tengah kekacauan politik dan partisipasi Israel.
AFP pun memberikan latar belakang hubungan Indonesia dan Israel yang tak memiliki hubungan diplomatik formal. Disebutkan, dukungan untuk perjuangan Palestina di negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia ini makin tinggi, memicu penentangan lokal untuk menjadi tuan rumah tim Israel.
“Selain seruan Gubernur Bali agar Israel dikeluarkan dari turnamen, sekitar seratus demonstran muslim konservatif berbaris di Jakarta bulan ini untuk memprotes partisipasinya. Pejabat Indonesia, awal pekan ini mengatakan, kegagalan menjadi tuan rumah turnamen dapat mengakibatkan sanksi yang akan membuat mereka keluar dari kompetisi sepak bola internasional lainnya. Termasuk kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia,” tulis laporan AFP.
Selain itu, tragedi Kanjuruhan pada Oktober lalu yang menewaskan 135 orang juga turut disinggung.
Reuters, juga tak ketinggalan memberitakan kabar tersebut dalam laporannya yang berjudul “Indonesia Stripped of U-20 World Cup Hosting Rights – FIFA”. Kantor berita asal Inggris itu melaporkan, keputusan FIFA tersebut tak lama setelah PSSI menyatakan, membatalkan pengundian karena gubernur Pulau Bali, yang sebagian besar beragama Hindu, menolak menjadi tuan rumah tim Israel.
Tak hanya itu, gelombang penolakan yang muncul pun dinilai turut andil dalam keputusan FIFA tersebut. “Para pengunjuk rasa berbaris di Jakarta bulan ini, mengibarkan bendera Indonesia-Palestina dan menuntut agar Israel tidak diizinkan untuk berpartisipasi. Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. Sebagian besar muslim di Indonesia mempraktikkan Islam versi moderat, tetapi telah terjadi peningkatan konservatisme agama dalam beberapa tahun terakhir yang merambah ke politik,” lanjut Reuters.
Dalam laporan tersebut, disebutkan pula, hilangnya hak menjadi tuan rumah akan menjadi kemunduran besar di Indonesia. Yang mana, sepak bola memiliki banyak pengikut, meski kurang sukses secara internasional sejak lolos ke Piala Dunia 1938 sebagai Hindia Belanda. Masalah kerugian ekonomi yang ditaksir mencapai triliunan rupiah juga ikut disinggung.
Sama seperti media asing lainnya, kantor berita asal Amerika Serikat (AS), Associated Press (AP) juga mengaitkan pembatalan itu dengan gejolak politik terkait partisipasi Israel.
“Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia dan tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel. Sementara, secara terbuka mendukung perjuangan Palestina,” tulis AP dalam laporan berjudul “Indonesia stripped of hosting Under-20 World Cup by FIFA”.
AP juga menulis PSSI bisa mendapatkan sanksi dari FIFA. Skorsing dapat menghapus Indonesia dari kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 2026.
Kekhawatiran Arya Sinulingga, anggota Exco PSSI, terkait dampak lebih lanjut yang dapat memengaruhi sepak bola Indonesia secara keseluruhan, juga diangkat oleh kantor berita tersebut.
The New York pun turut menyoroti gonjang-ganjing partisipasi Israel terkait pembatalan status RI tersebut dalam laporannya, “Indonesia Loses Soccer Championship in Dispute Over Israel’s Participation”.
“Beberapa pejabat pemerintah dan pengunjuk rasa telah meminta tim Israel untuk dikeluarkan, yang menyebabkan pembatalan undian turnamen pada hari Jumat lalu. Pada hari Senin, pengunjuk rasa muslim konservatif berpawai di Jakarta. Membawa spanduk dan meneriakkan slogan-slogan yang menolak kehadiran Israel dalam acara tersebut,” tulis New York Times.
Editor: Rizki Audina/*