BICARAINDONESIA-Jakarta : Sebuah lubang biru berukuran besar ditemukan di Laut Meksiko. Diduga isinya adalah bukti kehidupan di masa lampau.
Dihimpun dari detikINET, Jumat (28/4/2023), para ilmuwan dari pusat riset El Colegio de la Frontera Sur (Ecosur) menemukan lubang biru terbesar kedua di dunia di Meksiko. Hal ini berpotensi membuka ‘jendela’ kehidupan lain di planet ini.
Awalnya, Sinkhole biru safir raksasa ini ditemukan tahun 2021. Namun baru didokumentasikan baru-baru ini lewat jurnal Frontiers In Marine Science.
Sering disebut sebagai formasi karst, lubang biru itu adalah gua laut vertikal yang dibentuk pada Zaman Es oleh limpasan glasial selama ribuan tahun. Diketahui, sinkhole itu memanjang ratusan meter ke bawah.
Sistem gua kobalt itu ditemukan di Teluk Chetumal, Semenanjung Yucatan, lepas laut Meksiko. Sampel gua tersebut diambil oleh penyelam scuba menggunakan sonar bawah laut.
Laguna biru raksasa ini dijuluki Taam Ja’ yang berarti air dalam dalam bahasa Maya, yang membentang seluas 13.700 meter persegi dengan kedalaman 274 meter. Menjadikannya lubang biru terdalam kedua di dunia setelah Lubang Naga di Laut Tiongkok Selatan yang memiliki kedalaman 299 meter.
Lereng curam Taam Ja’ hampir 80 derajat yang membentuk struktur kerucut besar. Dinding lubang itu melindungi dari pasang surut air sehingga membuat arusnya benar-benar diam.
Hal itu membuat stratifikasi tajam oleh lapisan tipis air tawar di permukaan yang mencegah oksigen mencapai air asin yang padat di bawah. Gerbang bawah laut itu diisi oleh gas hidrogen sulfida yang berbahaya bagi orang untuk menjelajah tanpa peralatan yang tepat.
Melihat kondisi yang tidak aman, justru malah membuat lubang ini benar-benar bagaikan oasis samudra yang penuh dengan kehidupan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang miskin oksigen.
Minimnya oksigen membuat fosil yang ada terawetkan dengan sempurna, memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi spesies yang sudah lama punah. Lubang runtuhan bawah laut itu faktanya mungkin ibarat portal ruang dan waktu ke masa lalu.