BICARAINDONESIA-Madina : Meskipun bangunan gedung Pusat Pasar Panyabungan di Kabupaten Mandailingnatal (Madina), Sumatera Utara sudah selesai dibangun dan juga sudah diserahterimakan pengelolaannya kepada Pemkab pada Agustus 2022 lalu, namun hingga kini belum bisa dioperasikan.
Dengan demkian, hingga kini belum ada kepastian kapan para pedagang bisa menempati pasar dengan bangunan megah tersebut.
Ternyata, kondisi itu disebabkan belum adanya sejumlah fasilitas pendukung, yang hingga kini belum anggarannya juga belum teralokasi.
Diantara fasilitas pendukung yang harus dilengkapi dan masih belum tersedia antara lain akses jalan, landskip, drainase, paving blok, listrik serta pagar.
Kepala Dinas Perindag Madina Parlin Lubis saat dikonfirmasi mengatakan, belum bisa memastikan kapan bangunan pusat pasar Panyabungan akan bisa ditempati pedagang karena masih ada fasilitas pendukung yang belum selesai.
“Untuk tahun 2023 ini, memang ada alokasi anggaran dari Kementerian PUPR untuk fasilitas pendukung tersebut seperti pembangunan pagar dan pemasangan paving blok, namun kami belum tahu besaran anggarannya,” ungkapnya, Senin (8/4/2023)
Namun dari pantauan kru BicaraIndonesia, belum ada tanda tanda pengerjaan pagar pusat pasar. Demikian hal nya dengan pemasangan paving blok halaman pasar, padahal saat ini sudah memasuki bulan Mei 2023, atau semester 1 hampir habis.
Pembangunan pusat pasar panyabungan ini diketahui menggunakan anggaran yang bersumber dari APBN tahun 2020-2021 dengan nilai anggaran Rp72.332.195.000 dan sudah selesai dikerjakan. Namun, anggaran itu diluar anggaran fasilitas pendukung.
Untuk diketahui, kini para pedagang Pasar Baru terpaksa masih menumpang di lahan yang disewa pemerintah. Karena itu mereka berharap sesegera mungkin bisa menempati bangunan yang baru itu, sehingga pasar kembali bergeliat.
“Ya kita berharap bangunan pasar baru ini segera ditempati agar pasar kembali bergeliat, jujur saja, semenjak pedagang menempati pasar sementara pasca kebakaran pasar 3 tahun lalu, sudah banyak pedagang yang bangkrut, karena geliat pasar sepi pembeli,” keluh Bibah salah seorang pedagang pakaian.
Untuk itu, ia dan pedagang pasar lainnya berharap ada keseriusan Pemkab Madina dalam penyelesaian bangunan pendukung fasilitas pasar, sehingga pedagang bisa kembali berjualan ditempat yang layak kondisinya, tidak seperti sekarang yang mereka tempati.
Penulis : Napi
Editor : Ty