BICARAINDONESIA-Madina : Petani di Saba Palas, Desa Panyabungan Jae, Kecamatan Panyabungan Kota, Kabupaten Mandailingnatal (Madina), Sumatera Utara mengeluh. Karena dua tahun terakhir, lahan persawahan mereka tak lagi bisa digarap.
Akibat tidak adanya sistem pengairan, sekitar 60 hektar lahan persawahan di kawasan tersebut, mengalami kekeringan. Semua terjadi karena tidak berfungsinya irigasi Batang Gadis sehingga tidak lagi bisa menyuplai air ke areal persawahan.
“Petani di Saba Palas ini tidak bisa lagi nyawah dua tahun terakhir. Penyebabnya saluran irigasi Batang Gadis yang menjadi sumber pengairan sawah tidak lagi berfungsi,” keluh Darmalan Harahap, salah seorang petani Saba Palas, Selasa (13/6/2023).
Kata Darmalan, kondisi serupa tidak hanya terjadi di areal Saba Palas saja, sepanjang proyek irigasi Batang Gadis di wilayah ini juga merasakan dampak dari tidak berfungsinya jaringan irigasi, termasuk di Desa Manyabar.
Hal senada disampaikan Safei. Dijelaskannya, jika ada sebagian petani yang masih nekat menggarap sawah, itu hanya mereka yang memiliki lahan dekat pada sumber irigasi.
“Sebagian kecil petani ada yang memaksakan diri untuk nyawah, namun hanya yang berada dekat dengan sumber irigasi, bagi kami yang berada jauh, ya 2 tahun ini hanya bisa berharap ada perhatian pemerintah menyelesaikan masalah pengairan ini,” jelas Safei.
Safei juga memastikan, sudah puluhan hektar lahan pertanian di wilayah itu hanya di tumbuhi lalang saja. Para petani berharap, Pemkab Madina dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pengairan di Dinas PUPR Provinsi segera memperbaiki jaringan irigasi persawahan di wilayah Saba Palas ini sehingga petani sawah bisa kembali menggarap lahannya untuk ditanami.
Penulis : Hanapi Lubis
Editor : Ty