BICARAINDONESIA-Medan : Yayasan Pusuk Buhit kembali akan mengarak ulos sepanjang 1.000 meter bermotif 5 puak Batak keliling kawasan Danau Toba selama 3 hari pada 15, 16 dan 17 Oktober 2023.
Dilepas dari Jembatan Tano Ponggol, Pangururan, Samosir dan finish di Open Stage Parapat, Simalungun, kegiatan ini digelar dalam menyambut Hari Ulos tahun ini, persisnya pada 17 Oktober 2023,
Untuk diketahui, kain khas Batak itu merupakan produksi Kyan Ulos di Siantar bermotif Batak: Toba, Simalungun, Karo, Pakpak dan Angkola.
‘Akan diarak dengan sepedamotor Yamaha,” ujar Efendy Naibaho, Ketua Yayasan Pusuk Buhit kepada media di sekeretariat yayasan, Lumban Butar II, Siogung-ogung, Pangururan, Samosir, Selasa (29/8/2023)
Yayasan yang sudah memiliki Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No AHU-8104.AH.01.04 Tahun 2011 Tertanggal 01 Desember 2011 itu sudah melakukan berbagai hal terkait ulos tersebut sejak Pemerintah dalam hal ini Direktorat Sejarah Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan kain tenun tradisional Batak sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional pada 17 Oktober 2014.
Atas prakarsa berbagai pihak diantaranya Manguji Nababan, pimpinan Pusat Dokumentasi Batak Universitas HKBP Nommensen, mengharapkan Pemerintah menetapkan 17 Oktober 2014 sebagai Hari Ulos dan akan diperingati setiap tanggal 17 Oktober setiap tahun secara nasional di Indonesia dan Mancanegara.
Dijelaskan Efendy, Yayasan Pusuk Buhit sebelumnya sudah memohon kepada Presiden Jokowi agar menetapkan Hari Ulos 17 Oktober melalui surat tertanggal 19 Oktober 2015. Permohonan penetapannya karena ulos sudah menjadi bagian yang melekat dan tidak terpisahkan dari hidup dan kehidupan orang Batak yang digunakan dalam berbagai kegiatan Batak dan Habatahon.
Efendy Naibaho menambahkan, di dalam suratnya kepada Presiden, juga dipaparkan sejarah dan keberadaan ulos termasuk definisi, jenis, corak dan ragamnya yang banyak sekali dan masing-masing mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri dan mendalam serta sarat makna dalam suka dan duka orang Batak.
Rencana seminar Hari Ulos pun dirancang menindaklanjuti Surat Plt Direktur Sejarah Direktorat Sejarah Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nono Adya Supriatno, No 5418/ES/LL/2015 tertanggal 5 November 2015 perihal Permohonan Hari Ulos 17 Oktober.
Kemudian pada 5 Agustus 2016, digelar Seminar Nasional Ulos l Kajian Akademik tentang Pentingnya Ulos di FISIP USU, Medan. Ketua panitia seminar Murniati Tobing Huber dan Rytha Tambunan serta Muriyanto Amin, Dekan Fisip USU dan Efendy Naibaho dari Yayasan Pusuk Buhit.
Hari Ulos itu sendiri dideklarasikan pertama sekali di Sekeretariat Punguan Pomparan Si Raja Oloan Boru Bere se – Indonesia di Jalan Sei Galang 10 – 12 Medan dan pembentangan ulos di Jalan A Yani, Kesawan, Medan. Ketua panitia Martha Pasaribu bersama RAY Sinambela, Harry Naibaho dan Efendy Naibaho dengan Orasi Ulos Manguji Nababan.
Pada 17 Oktober berikutnya, ada arak-arakan ulos keliling Lapangan Merdeka Medan, arakan ulos sepanjang 500 meter milik Bank Indonesia Cabang Medan dengan ketua panitia Nelly Sihite. Orator Rytha Tambunan, dosen Fisipol USU yang dihadiri Gubernur Sumut Eddy Rahmayadi dan Wakil Walikota Medan Akhyar Nasution kala itu.
Juga pernah dilaksanakan pada 17 Oktober di Millenium Plaza Jalan Kapten Muslim Medan. Juga ada yang merayakannya di Jakarta, di TMII, maupun di luar negeri, di Paris dengan ketua panitia Tigor Situmorang, Robin Turnip dan Edo Panjaitan.
Berikutnya, pada 17 Oktober 2022, ulos produk Kyan Ulos dari Siantar sepanjang 700 meter diarak Keliling Pusuk Buhit, Samosir sejauh 32 kilometer dengan ketua panitia Agnes Tamba dibantu Agusman Situmorang, Boris Situmorang, mahasiswa KKN Unimed dengan massa full dari Pemuda Pancasila Samosir pimpinan ketuanya, Punguan Situmorang serta Pemkab Samosir, Kapolres Samosir Josua Tampubolon, Koramil dan siswa-siswi se – kawasan Sianjur Mula-mula. .
Nantinya, di Kawasan Danau Toba, mulai 15, 16 dan17 Oktober 2023 dilepas di Jembatan Tano Ponggol dan finish Open Stage Parapat dengan rute Jembatan Tano Ponggol – Tanjung Bunga – Simpang Sibea-bea – Tele – Dolok Sanggul – Simpang Bakara – Silangit – Siborong-borong – Balige – Laguboti – Porsea dan Finish di Open Stage Parapat, Simalungun persis pada 17 Oktober 2023 dilanjut perjalanan esoknya melalui Merek dan Sidikalang kembali ke Pangururan.
Ulos sepanjang 1.000 meter produk Kyan Ulos, Siantar, berbiaya Rp60 juta itu diharapkan dilepas para bupati Samosir, Humbang Hasundutan, Taput, Toba dan disambut Gubernur Sumatera Utara bersama Bupati Simalungun, Karo, Pakpak Bharat, Walikota Medan dan Bupati Tapanuli Selatan di Parapat.
Di Open Stage, Parapat, ada Orasi Ulos: Najolo, Saonari, Haduan, Demo Taganing, Pembentangan 1.000 Meter Ulos, Galerry, Fashion Ulos dan lain –lain serta hiburan. Tema peringatannya adalah “Ulos for Indonesia” dan Sub Tema : “Ulos Menyatukan Kita”.
Pada perayaan Hari Ulos tahun ini, akan dijalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait bersama Yayasan Pusuk Buhit yaitu: a. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, b. Kementerian BUMN c. Kementerian Luar Negeri d. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan e. Kementerian Kominfo f. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia serta g. Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Perdagangan RI dan secara khusus dengan ketua-ketua DPR, MPR dan DPD RI.
Juga dengan Provinsi Sumatera Utara dan jajaran beserta Forkopimda dan provinsi lainnya, pihak Pemerintah Kota Medan dan kabupaten kota se- Sumut dan jajarannya beserta Forkopimda masing-masing kabupaten kota se-Sumatera Utara.
Pihak lainnya sebagai sponsor maupun tokoh-tokoh masyarakat, politisi, caleg-caleg, Dewan Perwakilan Rakyat, MPR, DPD, DPRD Provinsi / Kabupatan Kota dan lainnya serta turis mancanegara dan para dubes se-Tanah Air.
Menyukseskan kegiatan ini, Yayasan Pusuk Buhit sudah membentuk Tim Kerja di Pangururan yakni Efendy Naibaho, Agnes Tamba, Agustan Situmorang, Punguan Situmorang, Rismawaty Simarmata, Warto Sinurat dan Roirizky Sinaga. James Simorangkir, Tigor Situmorang, Edo Panjaitan, Feber Manalu dan JS Simatupang di Jakarta.
Raja Hasoge Panjaitan, Vonny Sitanggang (Kyan Ulos), Rospita Sitorus, Juara Naibaho di Siantar, Kariana Siringo-ringo, Nelly Sihite, Robin Turnip, Murni Huber di Medan. Elisabeth Simanjuntak, Jojor Tambunan, Martha Hutapea di Toba sedang Satika Simamora, Jules Nababan di Taput, Adianto Hutagaol di Sidikalang dan Tongam Sirait di Parapat.
Editor : Ty/*