BICARAINDONESIA-Jakarta : Film His Only Son mendapat sorotan publik karena dinilai tidak sesuai dengan cerita Nabi Ibrahim versi Islam. Pimpinan Komisi VIII (bidang agama) DPR meminta penayangan film His Only Son dihentikan. Anggota DPR RI Fraksi PPP Syaifullah Tamliha mengaku sependapat penayangan film dihentikan.
“Harus (dihentikan),” ujar Syaifullah Tamliha, dikutip Rabu (13/9/2023).
Menurutnya, hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi kegaduhan yang berunsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Terlebih, saat ini akan memasuki tahapan pemilu.
“Agar kita bisa fokus menjelang pilpres dan pileg tanpa kegaduhan baru yang berbau SARA,” tuturnya.
Untuk informasi, film His Only Son berkisah soal Abraham. Syaifullah Tamliha menilai, cerita Nabi Ibrahim dalam film tersebut mengandung upaya mengaburkan sejarah Islam.
“Cerita Nabi Ibrahim AS dalam film tersebut mengandung muatan upaya untuk mengaburkan sejarah Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an. Film tersebut mirip dengan praktik di negara-negara di Eropa Barat yang membakar Al-Qur’an,” ujarnya.
Film produksi Amerika Serikat itu dirilis 30 Agustus di bioskop Indonesia. Film itu terinspirasi dari kisah Abraham dalam Alkitab Kristiani. Abraham diuji keimanannya oleh Tuhan lewat perintah yang disampaikan Tuhan via mimpi agar Abraham mempersembahkan putra tunggalnya, Isaac (putra Abraham dan Sara), di Gunung Moria.
Menurut Ace Hasan Syadzily, film itu bisa menyesatkan orang Islam. Soalnya, Islam meyakini Nabi Ibrahim punya dua anak yakni Nabi Ismail dan Nabi Ishak. Ismail putra Ibrahim dan Siti Hajar tidak diakui dalam film ini.
“Jika peredaran film ini hanya ditujukan pada kalangan terbatas seperti keyakinan agama tertentu, masih kami pahami. Akan tetapi, jika film ini beredar luas, akan menimbulkan pemahaman sejarah yang menyesatkan menurut keyakinan agama Islam di Indonesia,” kata Ace.
Editor: Rizki Audina/*