x

Warga Sembulang Tanjung Bersumpah Terkait Preman yang Lakukan Pengukuran Topografi Membawa Parang Panjang

2 minutes reading
Monday, 9 Oct 2023 12:19 0 531 Lubis Tika

Bicaraindonesia.net- Puluhan warga di wilayah Sembulang Tanjung, Kota Batam, telah bersumpah sebagai tanggapan terhadap aktivitas sekelompok preman yang secara berulang melakukan pemetaan topografi di kawasan tersebut.

Tindakan tersebut juga melibatkan pemakaian senjata tajam yang disembunyikan dengan cermat di bawah pakaian mereka.

Hal tersebut membuat  masyarakat Sembulang Tanjung yang mengungkapkan keprihatinan mendalam. “Kami, warga Sembulang Tanjung, bersaksi bahwa ada 12 preman yang mengklaim diri dari PT MEG, mereka membawa senjata tajam,” ungkap seorang warga Sembulang Tanjung.

Warga, terutama para ibu, meminta penjelasan lebih lanjut dari para preman tersebut terkait tujuan sebenarnya dari membawa parang tersebut ke pemukiman warga Sembulang Tanjung, Galang, Kota Batam.

Dalam sebuah rekaman video yang telah diterima oleh redaksi, para preman tersebut menyatakan bahwa parang-parang tersebut akan digunakan untuk membersihkan rumput dan pepohonan selama proses pemetaan. “Kami akan menggunakan parang-parang ini untuk membersihkan area,” ujar salah seorang preman yang mengaku berasal dari PT MEG.

Namun, warga terus mendesak agar para preman tersebut menunjukkan surat tugas resmi mereka, yang hingga saat ini belum dapat dipertunjukkan.

Keadaan ini telah memunculkan ketidakpuasan di antara warga, yang merasa bahwa tindakan preman yang muncul dalam dua hari berturut-turut pada tanggal 7-8 Oktober, yang juga melibatkan oknum yang mengenakan seragam, merupakan sebuah intimidasi.

Sebagai catatan, bicaraindonesia mencatat bahwa dalam konteks kasus kemanusiaan sebelumnya, Artha Graha Peduli telah berperan secara positif, yang menjadi kontrast dengan tindakan preman yang diduga berada di bawah pengarahan oknum BP Batam.

Hal ini menjadi perhatian, mengingat Tomy Winata sendiri belum melakukan tindakan apa pun hingga saat serah terima nanti terhadap lahan pulau Rempang.

“Tindakan akan diambil setelah serah terima yang jelas dan bersih,” ungkap Tomy kepada sumber.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Muhammad Rudi, Kepala BP Batam, ketika diwawancarai oleh porosjakarta.com. “Ini belum saat yang tepat untuk serah terima yang jelas dan bersih, secara logis, belum ada kejelasan,” ujar Rudi terkait dengan isu sekitar Rp 1,6 Triliun diterima BP batam.

“Ini hampir seperti WTO (iuran tahunan) atau apa, masalah uang,” tambah Rudi, merujuk pada pendapatan tahunan yang diperkirakan mencapai sekitar 500 miliar rupiah per tahun jika luas lahan yang dimaksud adalah 2000 hektar.warga Sembulang Tanjung bersaksi preman membawa parang panjang.

Tina Talisa, Juru Bicara Kementerian Investasi, juga mengkonfirmasi pandangan yang serupa. “Kami tidak dapat menerima dana seperti itu, karena itu dapat berujung pada tindak pidana,” kata Tina di depan Masjid Tanjung Banun. ***

LAINNYA
x