BICARAINDONESIA-Tapanuli Tengah : Bandar Udara (Bandara) Ferdinand Lumban Tobing, yang berada di Kec. Pinangsori, Kab. Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara bakal merubah wajah.
Dengan desain yang elegan, penampilan bandara tersebut nantinya diharapkan tak kalah jauh pasti dengan bandara lainnya. Namun proses berjalannya pembangunan juga tidak mengganggu aktivitas setiap harinya dalam melayani penumpang yang mau berangkat ke luar kota.
Hal itu disampaikan Kepala Bandar Udara FL.Tobing Captain Pilot Muhammad Kurniawan melalui Kaur TU, Bill Akbar.
“Pelayanan operasional tetap kita laksanakan artinya tetap beroperasi, namun ada beberapa hal yang mungkin perlu masyarakat ketahui sekarang traffic penerbangan berkurang karena kondisi covid-19 ini, kemudian dari maskapai Garuda sendiri informasinya armada jadi ‘switch’ (beralih) harinya. Dalam seminggu itu ada yang tidak bisa melayani penumpang umum,” kata Bill, Kamis, 5 November 2020.
Selanjutnya, lanjut Bill, untuk pesawat Wings sendiri dihitung tergantung dari jumlah penumpang. “Jadi kalau kita pesan tiket hari ini belum tentu diberangkatkan besok. Tergantung informasi dari orang Wings nya, apakah bisa terbang apa tidak pastinya diberitahukan,” jelasnya.
Sementara di Bandar Udara FL.Tobing Pinangsori itu masih ada tiga pesawat, Garuda, Wings dan Susi Air. “Jadi kalau Susi Air perintis ini penerbangannya untuk ke Binaka (Nias) jadwalnya cuma seminggu sekali di hari Rabu saja. Mantapnya lagi untuk penerbangan sendiri, ada gak ada penumpang ini pesawat tetap berjalan karena itu subsidi dari pemerintah,” terang Bill.
Masa Pandemi Tarif Ongkos Turun
Masih lanjut Bill, dimasa pandemi corona, untuk tarif terbang telah mengalami penurunan harga, dibandingkan dengan tarif pada tahun sebelumnya. Bahkan penurunannya mencapai 51 persen. Begitu juga buat penumpang mengalami penurunan mencapai 52 persen.
“Pengaruhnya itu dari social distancing jadi kapasitas pesawat tidak bisa full, namanya sudah kewenangan dari tim gugus tugas covid-19. Kalau maskapai ya maunya full,” urainya.
Selain itu, dimasa pandemi, penumpang juga berat karena harus melengkapi dokumen seperti Rapid Test.
“Kami disini hanya perlu dokumen rapid test saja dari penumpang, sempat ada instruksi dari Kementerian Perhubungan untuk penerbangan ke Binaka (Nias) harus dilakukan swab karena sempat (lockdown) disana, kendalanya disitu mengingat harga test swab lebih mahal dibandingkan harga ongkos tiket makanya kemarin sempat ada yang kecewalah,” pungkas Bill.
Penulis : Benny
Editor : Teuku
No Comments