BICARAINDONESIA-Jakarta : United Parcel Service (UPS) mengumumkan akan melakukan pemangkasan hubungan kerja (PHK) pada 13 ribu orang. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya menyelaraskan sumber daya pada 2024. Pengurangan tenaga kerja akan menghemat biaya perusahaan sekitar USD1 miliar.
Terlebih lagi setelah UPS melaporkan penurunan volume pengiriman dalam laporan pendapatan kuartal keempatnya, baik internasional maupun domestik. Hal ini membuat kinerjanya di bawah ekspektasi analis Wall Street.
“2023 adalah tahun yang unik, dan sejujurnya, sulit dan mengecewakan. Kami mengalami penurunan volume, pendapatan, dan laba operasional serta ketiga segmen bisnis kami,” ujar CEO UPS Carol Tomé, dilansir CNBC International, Kamis (1/2/2024).
UPS melaporkan laba bersih sebesar USD1,61 miliar, atau USD1,87 per saham selama tiga bulan terakhir 2023, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD3,45 miliar atau USD3,96 per saham. Dengan menyesuaikan item satu kali yang terkait dengan pensiun dan aset tidak berwujud, UPS memperoleh USD2,47 per saham. Pendapatan turun 7,8 persen menjadi USD24,9 miliar dari USD27 miliar tahun lalu.
Perusahaan melaporkan penurunan rata-rata volume harian sebesar 7,4 persen di dalam negeri dan penurunan sebesar 8,3 persen secara internasional. Tomé mengatakan lemahnya ekonomi global sangat membebani di Eropa, ditambah dengan komplikasi pengiriman di wilayah Laut Merah, serta terusan Panama dan Suez.
Selain itu, perusahaan juga mengatakan sedang mempertimbangkan untuk menjual bisnis pialang truk Coyote, yang oleh Tomé disebut sebagai bisnis sangat bersiklus dengan volatilitas pendapatan yang besar. CEO juga menambahkan bahwa perusahaan berencana meminta pekerja untuk kembali ke kantor lima hari seminggu pada 2024.
UPS pada 2024 memperkirakan pendapatan berkisar antara USD92 miliar hingga USD94,5 miliar, dengan margin operasi yang disesuaikan sekitar 10 persen hingga 10,6 persen.