x

Jumlah Korban Gas Beracun H2S Dari PT AMGP Melonjak Menjadi 75 Orang

2 minutes reading
Thursday, 22 Feb 2024 22:35 0 917 admin

BICARAINDONESIA-Madina : Hingga menjelang tengah malam, Kamis (22/2/2024), jumlah warga yang menjadi korban terhirup gas beracun H2S yang diduga dari perusahaan panas bumi PT. Sorik Marapi Geotermal Power (SMGP) yang beroperasi di Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailingnatal (Madina), Sumatera Utara, melonjak hingga sebanyak 75 orang.

Berdasarkan informasi, seluruh korban dirawat intensif di dua rumah sakit. Sebanyak 40 orang korban dirawat di RSUD Panyabungan dan 35 korban lainnya di RSU Madina.

Pantauan di lapangan, rata-rata korban yang merupakan anak-anak hingga orang dewasa, mengalami mual, pusing dan muntah-muntah.

Aswar, salah seorang keluarga korban menceritakan, pada Kamis malam selepas Magrib, persisnya sekitar pukul 19.15 WIB, tiba-tiba bau menyengat dirasakan warga Sibanggoer.

“Awalnya bau menyengat dirasa, tiba tiba terasa mual dan pusing, saya masih bertahan, namun istri saya langsung jatuh karena tidak tahan dan langsung muntah,” kata warga Sibanggor Tonga tersebut.

Diketahui, ada dua desa yang terdampak akibat kebocoran pipa milik perusahaan panas bumi SMGP, yakni Desa Sibanggor Julu dan Sibanggor Tonga.

Peristiwa kebocoran gas itu terjadi saat perusahaan melakukan uji pembukaan sumur yang disaksikan tim energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) dari kementerian ESDM

Bupati Madina H.M.Ja’far Sukhairi Nasution saat dikonfirmasi di RSUD Panyabungan membenarkan bahwa PT SMGP melakukan uji pembukaan sumur di aktivasi sumur V 01 yang disaksikan EBTKE.

“Saat kejadian tim EBTKE  juga sedang berada di lokasi. Jadi kita tidak bisa pastikan apakah ini kelalaian atau bagaimana, karena jelas kejadian seperti ini sudah berulang,” kata Suheri.

Ia memastikan, dari semua korban yang sudah ada di dua rumah sakit masih bisa ditangani. Total korban yang mendapat perawatan kini mencapai 75 orang.

Sementara, Kapolres Madina AKBP Arie Sopandi Paloh pada wartawan mengatakan, pihaknya akan menurunkan Tim Brimob dan Labfor Poldasu untuk melakukan olah TKP dan identifikasi lokasi kejadian.

“Sesuai perintah Kapoldasu kami akan terlebih dahulu melakukan identifikasi di lokasi kejadian dan sudah meminta video ke pihak perusahaan lokasi terjadinya kebocoran,” terang Arie.

Lebih jauh dikatakannya, dijadwalkan pada Jumat besok (23/2/2024), akan dilakukan evakuasi warga yang masih tinggal di lokasi terlebih dahulu sehingga sebaran gas beracun tidak meluas.

Penulis : Hanapi Lubis
Editor : Ty

LAINNYA
x