BICARAINDONESIA-Medan : Sebanyak 93 orang terdakwa kasus pengedar narkotika, psikotropika dan adiktif (narkoba), dituntut pidana mati oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) di sepanjang tahun 2023.
Sedangkan di tahun 2024, terhitung mulai Januari hingga pertengaham Maret, Kejati Sumut sudah menuntut pidana mati sebanyak 22 terdakwa kasus peredaran narkoba.
Kepala Kejakasaan Tinggi Sumatera Utara (Kajati Sumut) Idianto, SH, MH melalui Kasipenkum Yos A Tarigan, SH,MH ketika dikonfirmasi, membenarkan bahwa hingga pertengahan Maret 2024, Kejati Sumut dengan wilayah hukumnya meliputi 28 Kejari dan 9 Cabjari telah menuntut mati sebanyak 22 terdakwa pengedar narkoba.
“Tuntutan mati tersebut antara lain dilakukan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejari Medan (8 terdakwa), Kejari Asahan (7 terdakwa), Kejari Tanjung Balai (4 terdakwa), Kejari Langkat (1 terdakwa), Kejari Belawan (1 terdakwa) dan Kejari Binjai (1 terdakwa), total keseluruhan 22 terdakwa,” kata Yos A Tarigan, Minggu (17/3/2024).
Menurut Yos, tuntutan pidana mati diharapkan memberi efek jera kepada para pelaku pengedar narkoba, kemudian para pengedar maupun sindikat lainnya agar berfikir ulang untuk melakukan tindakan hukum dengan adanya tuntutan mati tersebut.
Penetapan tersebut juga berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 yang menegaskan bahwa hukuman setimpal bagi pelanggar berat kejahatan narkoba berupa hukuman mati.
“Tindak pidana narkotika merupakan sebuah persoalan yang tidak mudah dan menjadi jenis kejahatan luar biasa atau extraordinary crime. Dimana, dengan narkoba yang diedarkannya sudah berapa banyak manusia yang korban, sudah berapa banyak generasi muda kita yang kehilangan masa depan,” ujarnya.
Mantan Kaspidsus Kejari Deliserdang ini berharap ke depan tuntutan mati ini menjadi pembelajaran kepada masyarakat agar tidak melakukan hal yang sama.
Editor : Ty/*