x

Maksimalkan Pencegahan Peredaran Narkoba, BNN RI Bertekad Wujudkan Indonesia Bersinar

4 minutes reading
Tuesday, 23 Apr 2024 21:11 0 297 admin

BICARAINDONESIA-Medan : Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) menggelar workshop bertema ‘Indonesia Bersinar’ yang berlangsung di City Hall Hotel, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia, Selasa (23/4/2024).

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tekad dalam memaksimalkan pencegahan peredaran narkoba di Indonesia khususnya di Sumatera Utara

Dihadiri langsung Kepala BNN RI Komjen Marthinus Hukom, dalam kegiatan ini, sebanyak tujuh narasumber berkompeten turut dihadirkan.

Diantaranya Deputi Pencegahan, Irjen Dr Drs Richard M Nainggolan, Perwakilan Dirjen Polpum Kemendagri, Dr Aang Witarsa Rofik (Plt Direktur Ketahanan Ekonomi Sosial dan Budaya), Perwakilan Dirjenpas, Erwedi Supriyanto (Direktur Pembinaan dan Latihan Kerja Produksi), Kapolda Sumatera Utara, Irjen Agung Setya Imam Effendi, Perwakilan Pangdam I/BB, Kolonel Inf M Ridwan (Staf Ahli Pangdam I/ Bukit Barisan Bidang Ekonomi), Tokoh Agama, Dr H Arifinsyah (Sekretaris Gannas Annar MUI Sumut) dan Tokoh Masyarakat, Dr Zulkarnain Nasution (Ketua Pimansu Sumut).

Kegiatan itu semakin menarik dengan hadirnya Dr Akbar Faizal, mantan politisi yang kini aktif sebagai seorang Youtuber kenamaan Indonesia sebagai moderator.

Dalam sambutannya Marthinus menjelaskan bahwa acara ini digelar sebagai wujud deklarasi upaya pencegahan meningkatnya peredaran narkoba demi keselamatan negara, dan keselamatan anak bangsa.

Kegiatan workshop bertema ‘Indonesia Bersinar’ gelaran BNN RI/foto : panya

“Hal ini juga selaras dengan program nasional pemerintah mewujudkan Indonesia Bersinar dimulai dari desa,” tegasnya.

Acara kemudian dilanjutkan paparan materi yang disampaikan setiap narasumber. Dari seluruh materi yang dipaparkan, ada hal menarik terjadi ketika tokoh agama, Arifinsyah menyampaikan materinya.

Poin penting yang menjadi sorotan adalah saat dia mengatakan salah satu penyebab maraknya peredaran narkoba disebabkan oleh oknum aparat yang juga ikut bermain.

Dari paparan itu, Arifinsyah kemudian memberikan saran sambil melemparkan sindiran ke oknum aparat. Dia menanyakan soal para pengguna narkoba yang sudah direhabilitasi, namun tidak sepenuhnya benar-benar sehat. Karena itu menurutnya diperlukan pencegahan yang sebenar-benarnya.

“Kalau sudah keluar dari rehabilitasi berapa persen yang sehat pak? Tapi mana pencegahan dari aparat? Aparat pun ada juga yang ikut bermain,” tegasnya.

Padahal, lanjut Arifin, jika aparat mau turun sosialisasi agar membawa tokoh masyaraka dan tokoh agama, pencegahan akan lebih maksimal. Karena menurutnya masyarakat akan lebih percaya dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama karena mempunyai sumber-sumber kitab sucinya.

“Saran kami kalau mau membangun desa bersih narkoba kalau di mana bapak mau turun sosialisasi bawa tokoh agama. Karena masyarakat itu masih relejius, masih taat sama sumber-sumber kitab sucinya. Kalau bapak yang menyampaikan sumber-sumber kitab sucinya pak, mereka nggak percaya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BNN RI Komjen Marthinus Hukom ketika dikonfirmasi tidak membantah terkait keterlibatan aparat dalam peredaran narkotika. Hanya saja dikatakannya, aparat yang terlibat adalah oknum yang tidak terlibat dalam struktural.

“Nah keterlibatan aparat ini kan yang pertama adalah oknum, bukan keterlibatan dalam struktural. Tugas Polisi, tugas TNI, tugas BNN untuk menjaga supaya masyarakat itu bisa terlindung dari narkoba. Yang kedua adalah menjaga supaya oknum-oknum yang ada di dalam institusi ini juga harus terbebas dari narkoba,” jelasnya.

“Tadi kita juga bisa lihat pak Kapolda, dan pak Pangdam sendiri dengan lugas mengatakan anggota yang terlibat, dan jaringan organisasi atau jaringan narkoba ini, dia semakin kuat kalau ada perlindungan seperti kata pak Kapolda tadi, ada ekosistemnya, makanya ekosistemnya ini harus kita rusakkan, harus kita patahkan atau kita hancurkan struktur jaringan narkoba ini, termasuk di dalamnya anggota kita sendiri. Seperti pak Kapolda tadi katakan kita harus bikin seperti minyak, dan air. Jaringan itu harus terpisah antara kekuatan-kekuatan struktural yang ada dalam pemerintahan dengan mereka, itu yang harus kita lalukan,” imbuh Marthinus.

Sumut Rawan Narkoba

Dalam paparannya, BNN RI melalui Deputi Pencegahan, Irjen Richard Nainggolan menyampaikan bahwa Sumatera Utara merupakan yang tertinggi untuk peredaran narkoba. Jalur masuknya salah satunya melalui Tanjungbalai.

“Jaringan internasional yang beroperasi di Indonesia yaitu, Afrika Barat, Iran, Tiongkok, Pakistan, Malaysia, dan Eropa,” bebernya.

Adapun langkah-langkah preventif yang dilakukan BNN RI untuk mencegah peredaran narkoba ini, sambungnya, seperti penguatan pendidikan dan kesadaran masyarakat dan penguatan kemitraan.

“Di samping itu juga kolaborasi, penguatan perekonomian masyarakat, penguatan sistem kesehatan, penguatan sistem pengawasan, dan pengajuan sistem hukum,” pungkasnya.

Penulis : Panya Regar
Editor : Ty

LAINNYA
x