BICARAINDONESIA-Jakarta : Warga Gaza kecewa atas tewasnya Pemimpin Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam serangan rudal di Iran. Mereka menganggap, Iran tidak mampu melindungi Haniyeh.
“Kabar ini seperti sambaran petir, sesuatu yang sulit dipercaya,” tutur Wael Qudayh (35), seorang warga Kota Deir al-Balah di Jalur Gaza, Rabu (31/7/2024).
Kematian Haniyeh telah dikonfirmasi oleh Kelompok Hamas, yang menyebut pemimpin mereka tewas dalam serangan udara Israel di Teheran setelah menghadiri seremoni pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Garda Revolusi Iran juga mengonfirmasi kematian Haniyeh dalam serangan di wilayahnya.
“Qatar mampu melindungi Haniyeh selama 10 bulan, tetapi Iran tidak mampu melindunginya bahkan untuk beberapa jam,” ucap seorang warga Deir al-Balah lainnya, Youssef Saeed (40).
Warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat juga mengomentari kematian Haniyeh. Hossam Abdel Razek (45), karyawan sebuah institusi swasta di Ramallah, menyebut bahwa pembunuhan pemimpin Hamas itu menunjukkan, “darah orang Palestina itu murah”.
“Pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran membuktikan bahwa kami, orang-orang Palestina, tidak mempunyai pelindung. Darah kami murah dan negara-negara Arab dan negara-negara Islam menjual kami kepada Amerika dan Israel,” katanya.
Beberapa warga Palestina lainnya di Jalur Gaza menyebut bahwa Haniyeh telah mencapai kesyahidan, karena cara dia terbunuh.
“Inilah yang diharapkan oleh setiap orang Palestina untuk bisa mati syahid sembari mempertahankan tanahnya, rakyatnya dan kesuciannya,” ucap warga Khan Younis, Muhammad Farwana (38).
Editor: Rizki Audina/*