x

Teladan Rasulullah: Hidup Damai dengan Menjaga Lisan

3 minutes reading
Friday, 4 Oct 2024 10:31 0 297 Iki

BICARAINDONESIA-Jakarta : Allah subhanahu wa ta’la telah memberikan banyak nikmat kepada hamba-Nya. Salah satunya ialah nikmat lisan. Dengan lisan, kita dapat berkomunikasi, menyampaikan pesan, dan menyebarkan kebaikan.

Akan tetapi, lisan juga bisa menjadi sumber keburukan, apabila tidak digunakan dengan baik. Dalam Islam, menjaga lisan adalah salah satu kewajiban yang sangat penting, karena dari lisan bisa lahir kebaikan maupun keburukan.

1. Pentingnya Menjaga Lisan dalam Al-Qur’an dan Hadis

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an:

“Tidak ada suatu kata yang diucapkan melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf: 18)

Ayat di atas mengingatkan kita bahwa setiap kata yang kita ucapkan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Setiap perkataan, baik dan buruk, tidak luput dari pengawasan-Nya.

Begitu pula di dalam hadis, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam memberikan peringatan keras tentang menjaga lisan. Beliau bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut mengajarkan kita bahwa apabila tidak ada kebaikan yang bisa diucapkan, lebih baik diam. Diam dalam keadaan ini adalah sikap yang bijaksana dan mulia, karena mencegah kita dari mengucapkan sesuatu yang bisa merusak kehormatan diri atau orang lain.

2. Bahaya Lisan yang Tidak Terjaga

Berikut beberapa dampak negatif dari lisan yang tidak dijaga.

– Ghibah (menggunjing): Membicarakan keburukan orang lain di belakangnya tanpa sepengetahuannya adalah salah satu dosa besar. Allah memperingatkan dalam Al-Qur’an bahwa ghibah itu seperti memakan bangkai saudaranya sendiri (QS. Al-Hujurat: 12).

– Fitnah: Menyebarkan berita bohong atau kabar burung yang dapat merusak reputasi seseorang dan menimbulkan keretakan dalam hubungan sosial. Fitnah sering kali lebih kejam daripada pembunuhan, sebagaimana yang digambarkan dalam (QS. Al-Baqarah: 191).

– Umpatan dan makian: Menghina atau mencaci maki orang lain bukan hanya membuat hati mereka terluka, tetapi juga memperlihatkan akhlak yang buruk. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Seorang muslim adalah yang menyelamatkan muslim lainnya dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari)

3. Cara Menjaga Lisan dalam Kehidupan Sehari-hari

Agar kita dapat menjaga lisan dengan baik, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak!

– Berpikir sebelum berbicara: Sebelum mengucapkan sesuatu, pikirkan terlebih dahulu apakah perkataan tersebut akan mendatangkan manfaat atau malah keburukan. Dengan berpikir sebelum berbicara, kita dapat menghindari perkataan yang menyakitkan atau tidak berguna.

– Banyak berdzikir: Berdzikir atau mengingat Allah adalah cara terbaik untuk mengisi lisan dengan kebaikan. Dengan banyak berdzikir, hati kita akan lebih tenang, dan lisan kita akan terbiasa dengan kata-kata yang baik.

– Menghindari perdebatan yang tidak perlu: Perdebatan sering kali membawa keburukan, terutama jika dilakukan dengan emosi. Lebih baik menghindari perdebatan yang tidak bermanfaat dan menjaga lisan dari perkataan yang dapat memicu konflik.

– Bersikap rendah hati: Orang yang rendah hati cenderung tidak suka membicarakan keburukan orang lain atau merasa lebih baik dari orang lain. Sikap ini membantu kita untuk menjaga lisan dari ghibah, fitnah, dan ucapan yang merendahkan orang lain.

Menjaga lisan adalah salah satu kunci untuk meraih kehidupan yang damai. Kita tidak hanya terhindar dari dosa-dosa besar, tetapi juga dapat menciptakan hubungan sosial yang harmonis dengan orang lain.

Sebagai seorang muslim, mari kita berusaha untuk selalu berkata baik atau memilih diam, sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya.

Editor: Rizki Audina/*

LAINNYA
x