BICARAINDONESIA-Langkat: Sorotan tajam terhadap perangkat desa di sejumlah wilayah Indonesia terkait perilaku negatif, nyatanya tak membuat efek jera bagi oknum-oknum bertabiat nakal.
Jika selama ini dominan menyangkut kasus penyimpangan dana desa atau yang tidak sesuai penggunaannya, kali ini terkait ulah oknum Sekretaris Desa (Sekdes) yang diduga kuat melakukan pungutan liar (pungli).
Peristiwa tersebut terjadi di Desa Ujung Bandar, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, persisnya di Dusun VI Dagang Batu & Dusun VII Sukadame. Terduga pelaku adalah oknum Sekdes berinisial TADY.
Modusnya, masyarakat yang jumlahnya sekitar 25 Kepala Keluarga (KK), ditawari bakal menikmati aliran listrik, menyusul investasi jaringan kelistrikan yang dilakukan PLN di kawasan tersebut, lewat program listrik desa (Lisdes).
Sontak tawaran itu pun disambut gembira oleh warga. Apalagi sejak kedua dusun itu berdiri sekitar 20 tahun lalu, belum pernah sekalipun masyarakat menikmati listrik, baik untuk penerangan atau pun sebagai penopang kehidupan sehari-hari.
Umpan yang dilempar oknum Sekdes pun dimakan warga. Dengan senang hati, warga pun bersedia melakukan pemasangan listrik 900 Va dan menyetujui tarif yang dipatok TADY dan disetorkan melalui oknum Kepala Dusun (Dusun) berinisial JK sebesar Rp2.000.000 hingga Rp2.500.000/KK.
Dalihnya, TADY ah yang paling berjasa sehingga PLN melakukan program Lisdes disana. Padahal dari penelusuran, pengusulan Lisdes pertama kali digagas oleh Anggota DPRD Kabupaten Langkat, Sedarita Ginting pada tahun 2022.
Tapi tak disangka, semua itu hanya iming-iming belaka. Lisdes hanya menjadi modus. Karena faktanya, meski sudah hampir tiga bulan berlalu sejak jaringan Lisdes masuk ke permukiman mereka, listrik yang diimpikan warga setempat tak kunjung terpasang.
“Uang itu yang mengutip Kadus, katanya yang memerintahkan Sekdes. Karena sebelumnya Sekdes yang mendatangi masing-masing rumah warga menawarkan siapa yang mau masuk listrik rumahnya. Katanya dia yang mengajukan ke PLN supaya di sini masuk jaringan listrik. Makanya kami percaya,” kisah salah seorang warga berinisial T, Jumat (8/11/2024).
Tapi yang terjadi, lanjut T, hingga berbulan-bulan mereka menunggu, impian untuk menikmati listrik tak kunjung terealisasi.
“Sudah kami tanya, kenapa belum dipasang listriknya. Kami juga sudah minta mana uang kami, dia bilang sudah diserahkan ke PLN. Lalu kami tanya ke PLN, PLN tidak pernah menerima uang pasang baru untuk kedua dusun. Artinya digelapkan orang itulah uang,” ujar warga tersebut.
Padahal kata T, bagi mereka uang tersebut bukan bernilai sedikit. Karena untuk mendapatkannya, mereka harus hidup hemat dan menabung uang dari hasil bekerja sedikit demi sedikit. Bahkan untuk membayarnya, warga ada yang menyicil kepada oknum Sekdes tersebut.
“Rata-rata mata pencaharian warga disini petani dengan ladang seadanya. Berapalah penghasilan kami, tapi kok tegalah kami ditipu, dan itu dilakukan sekdes sendiri sebagai orang yang kami hormati,” ucap T lirih.
Sementara, ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp melalui nomor pribadi 081290580xxx, oknum Sekdes tersebut mulai menelepon dan sibuk mengajak kru Bicaraindonesia bertemu.
“Mhon maaf bg sblomnya klau mank bg mau mengkonfirmasi bisa ktmuan sm saya besok y bg kta ngbrol2. Siap kmren ad kendala dr pembayaran blom lunas semua pak. Ni insyaallah hri senin sdah mulai d pasang meterannya pak,” kilahnya saat dikonfirmasi, Jumat siang.
Namun saat disinggung bahwa sampai saat ini pihak PLN, dalam hal ini ULP Kuala belum sama sekali menerima laporan adanya pembayaran melalui pihak bank untuk pemasangan baru, TAYD mulai mencari-cari asalan lain.
“Sbntar ya bg saya konfirmasi dlu mlalui PLN tj langkat mkanya sya mnjlaskanya mau nya ktmu biar tdak ad simpang siur kita bg mhon maaf sblom nya,” ujarnya.
Sang oknum Sekdes pun tak mengakui bahwa uang yang diduga digelapkan ya mencapai Rp44 juta.
“Klau ni bg jngan menyimpulkan sprti tu ya bg mhon maaf sblom nya. Jngan mnduga2 abg sprti tu mkanya saya blang kali mau lbih jlas nya kita bsa ngbrol bareng bg,” jawabnya lagi.
Ketika disinggung bahwa tarif untuk pasang baru listrik untuk data 900 Va tidak sebesar angka yang ditetapkan oknum pejabat pemerintahan tersebut.
“Nah tu maknya biar tdak simpang siur kta obrolan gtu mksud say bg. Tu krna tital pasangan PLN tu kmren Cuma 19 orang bg dan dr pihak PLN mminta klau bsa 25 pak karna warga suka dame cuma Ad 19 y 19 cuman kita psang pak,” sebutnya mulai mengada-ada.
Penulis/Editor: Ty