Post Views: 241
BICARAIBDONESIA-Jakarta : Perusahan dirgantara terbesar di Eropa, Airbus, dikabarkan akan memangkas 2.043 pekerja di divisi Pertahanan dan Antariksa. Hal ini dilakukan usai divisi tersebut mengalami kerugian besar, terutama di sektor satelit, yakni Airbus menghadapi persaingan ketat dari penyedia satelit dengan biaya lebih rendah, seperti Starlink milik Elon Musk.
Melansir Almayadeen, Jumat (6/12/2024), pemangkasan sebagian besar terjadi di lini bisnis Sistem Luar Angkasa, yang kehilangan 1,5 miliar euro (USD1,578 miliar) akibat proyek OneSat yang bermasalah. Selain itu, ada pengurangan 250 pekerjaan di divisi Kekuatan Udara, 47 di Intelijen Terhubung, dan 618 di divisi kantor pusat.
Pengurangan pemerjaan ini dipastikan Airbus tidak
akan melibatkan PHK wajib dan akan dilakukan secara bertahap hingga pertengahan 2026. Langkah ini merupakan bagian dari program restrukturisasi yang disebut Proton, yang bertujuan untuk menurunkan biaya operasional dengan memangkas posisi-posisi administratif dan manajerial.
Pengurangan terbesar akan terjadi di Jerman, dengan 689 posisi yang terpengaruh, diikuti oleh Prancis (540 posisi), Inggris (477 posisi), Spanyol (303 posisi), dan negara lainnya (34 posisi). Airbus berharap dengan langkah ini, perusahaan dapat tetap bersaing di pasar satelit yang semakin ramai dengan munculnya penyedia satelit baru.