BICARAINDONESIA-Medan : Postingan Syafruddin Pohan, dosen FISIP Universitas Sumatera Utara (USU), mendadak viral di media sosial. Dia mengunggah kisah perjuangan mahasiswinya bernama Nurul yang harus mengayuh sepeda menempuh perjalanan berkilo-kilo meter, demi mengantar tugas kuliah.
Lewat postingannya berjudul “Maafkan Bapak, Nak”, Pohan awalnya sempat merasa dikerjai oleh mahasiswinya itu karena tidak menempati janji dalam mengumpulkan tugas kuliah pada Selasa, 19 Januari 2021 Padahal dia sudah menunggu Nurul di kampus sejak lama.
“Dia WA saya minta maaf karena, katanya, di rental pengetikan dan penjilidan mati lampu. Wah ini modus, pikir saya lama-lama. Sering model (mahasiswa) seperti ini, terjadi di kalangan mahasiswa, beraneka macam dalih kepada dosennya,” tulis Pohan di akun Facebooknya.
Selanjutnya, karena terlalu lama menunggu Pohan pulang ke rumahnya di Kecamatan Medan Selayang. Ternyata saat dia di rumah, Nurul kembali menghubunginya.
“Dia kembali WA (WhatsApp), katanya dia mau mengantarkan tugasnya ke rumah saya. Biasanya, orang zaman now minta alamat agak canggih, mereka minta kirim shareloc.Tapi Nurul minta alamat saja,” ujarnya.
Setelah menunggu setengah jam, Nurul tak kunjung tiba. Pohan merasa letih akhirnya
rebahan karena lelah usai seharian beraktivitas di kampus.
“Saya tidur terlelap, sampai akhirnya istri bilang ada mahasiswa datang. Sungguh mata masih terpejam, tapi sayup terdengar ‘Ayah bangunlah jumpai sebentar. Ada mahasiswanya menunggu, dia naik sepeda’, kata istri saya,” ujar Pohan.
Pohan kemudian bangkit dari tidur dan melongok ke luar. Ternyata benar Nurul yang datang dengan menuntun sepedanya.
“Gerbang (lalu) saya buka dan memintanya untuk masuk ke rumah. Nurul tinggal di Kecamatan Tembung. Butuh waktu sekitar 1,5 jam, baru sampai ke rumah saya,” ujarnya.
Dari pertemuan itu, Nurul menjelaskan alasannya terlambat mengumpulkan tugas. Nurul berkisah sejak kelas 4 SD, dia sudah menjadi anak yatim. Ayahnya meninggal karena penyakit diabetes.
“Beberapa tahun berselang ibunya meninggal karena kanker. Jadilah Nurul yatim piatu dan tinggal bersama keluarganya se-ayah dan se-ibu,” tulis Pohan.
Karena kondisi ekonominya yang lemah itu, Nurul mencari penghasilan tambahan dengan mengajar mengaji di kampungnya.
“Nurul punya basic mengajar mengaji. Kini Nurul tengah menyelesaikan tahap akhir studinya dibayang-bayangi kesulitan dana,” ujar Pohan.
Setelah mendengar kisah Nurul, Pohan memetik hikmah dalam kehidupan ini jika tidak semua mahasiswa yang berkuliah berasal dari keluarga mampu.
“Semoga nasib baik berpihak kepadamu Nurul. Maafkan bapak ya Nurul. Terima kasih Nurul, karena sudah membuka topeng betapa kerasnya hidup ini,” tutup Pohan mengakhiri kisahnya di akun Facebooknya.
Syafruddin Pohan saat dikonfirmasi membenarkan tulisannya itu. Kata dia, Nurul, merupakan mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi USU yang kuliah semester akhir.
“Iya benar jadi dia tinggal sama keluarganya, setelah orang tuanya meninggal, tinggal sama abang dan kakaknya, ekonomi-nya nggak bagus. Pendidikan juga nggak bagus, malah dia disuruh berhenti kuliah,” ujar Pohan kepada kumparan, Kamis, 28 Januari 2021 lalu.
Dikatakan Pohan, yang lebih memprihatinkan lagi, Nurul kerap bolos kuliah karena tidak memiliki ongkos kuliah.
“Saya heran kenapa enggak kuliah, saya kira dia pemalas atau apa, rupanya karena itu (soal ongkos), bisa berbulan-bulan gitu,” ujar Pohan.
Oleh sebab itu, Syafruddin mengatakan demi mencukupi biaya kuliahnya, Nurul memutuskan mengajar ngaji karena memiliki dasar mengajar.
“Itupun ala kadarnya, namanya ngaji, jadi dapat berapa pun, baru dia pergi kuliah,” kata Pohan.
Pohan mengatakan, saat hadir ke rumahnya. Nurul mengantar tugas kuliah sebagai pengganti ujian susulan agar bisa mengikuti proses skripsi. Setelah dari rumahnya, Nurul menjumpai dosen lain dengan sepedanya.
Sumber : Kumparan
No Comments