x

ACT Sumut Distribusikan Perlengkapan Ibadah untuk 3 Desa di Karo

2 minutes reading
Monday, 26 Oct 2020 06:43 0 230 rizaldyk

BICARAINDONESIA-Kabanjahe : Aksi Cepat Tanggap Sumatera Utara kembali mendistribusikan 50 paket perlengkapan salat kepada muslim minoritas dan muallaf di tiga desa yang ada di wilayah Brastagi, Kabanjahe dan sekitarnya, Sabtu (24/10/2020) kemarin.

Ketiga desa tersebut yakni, Desa Kuta Great, Kecamatan Tiga Binaga dan Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, serta Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo.

Dari tiga desa yang menerima paket perlengkapan salat dari ACT Sumut ini, Desa Kuta Gerat mendapatkan perhatian khusus oleh tim ACT Sumut.

Saat ini masyarakat muslim di Desa Kuta Gerat sangat membutuhkan tempat ibadah, seperti mushola dan masjid, selain itu mereka yang mengaku minim ilmu ke Islaman sangat membutuhkan da’I yang dapat mengajarkan ilmu agama kepada mereka.

Seperti yang disampaikan oleh Moris Ginting seorang warga Kuta Gerat, bahwa saat ini jumlah muslim yang ada di desa ini hanya tersisa 5% saja, dari total jumlah warga desa.

Dulu jumlah muslim di sini mencapai 35%. Namun berhubung tidak adanya pembinaan agama, dan sedikitnya kegiatan keagamaan Islam yang dilaksanakan, perlahan, warga banyak kembali ke agama leluhur dan berpindah ke agama lainnya.

“Jumlah muslim yang ada di desa kami kini ini hanya tersisa 5% saja dari total jumlah warga desa. Dulu jumlah muslim di sini pernah mencapai angka 35%. Namun berhubung tidak adanya pembinaan agama, dan sedikitnya kegiatan keagamaan Islam yang dilaksanakan, perlahan warga banyak kembali ke agama leluhur dan berpindah ke agama lainnya,” ujar Moris Ginting.

Dirinya menyampaikan bahwa, sebagian besar warga berprofesi sebagai petani, dan buruh tani atau biasa disebut ‘Aron’ (dalam Bahasa Karo istilah untuk orang yang bekerja dalam menggarap lahan pertanian milik tuan tanah). Dan sebagian besar muslim Karo di sini menjadi ‘Aronnya’ para tuan tanah yang non muslim.

” sebagian besar warga berprofesi sebagai petani, dan buruh tani atau biasa disebut ‘Aron’ (dalam Bahasa Karo istilah untuk orang yang bekerja dalam menggarap lahan pertanian milik tuan tanah). Dan sebagian besar muslim Karo di sini menjadi ‘Aronnya’ para tuan tanah yang non muslim. Sehingga jadwal kerja di lahan garapan cukup menyita waktu dan menjadi asalan warga untuk meninggalkan ibadah salat mereka sehari-hari,” jelas Moris.

Untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka, ACT Sumut berikhtiar akan membantu saudara muslim Karo agar mendapatkan tempat ibadah yang layak, dengan berkolaborasi bersama para ulama-ulama Karo yang diwakili oleh Gerakan Peduli Dakwah Islam (GERPEDAIS) Karo untuk menyiapkan kader-kader da’i yang siap diturunkan di lokasi muslim minoritas. Agar ke depannya tidak adalagi kekeringan akidah di wilayah Karo khususnya.

Editor : Abdi/Ril

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x