BICARAINDONESIA-Jakarta : Produsen otomotif Jepang, Nissan, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 9.000 pekerjanya. PHK itu dilakukan setelah Nissan mengalami kerugian pada kuartal terakhir karena penjualannya anjlok serta meningkatnya biaya dan stok.
Dilaporkan dari AP, Jumat (8/11/2024), CEO Nissan Makoto Uchida mengatakan bahwa dirinya menerima pemotongan gaji sebesar 50% sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja buruk perusahaan. Ia juga berjanji akan ada perubahan dalam waktu dekat.
Pengurangan tenaga kerja itu akan dilakukan Nissan secara global dari total 133.000 karyawan, serta mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20%. Kendati demikian, belum diketahui wilayah atau wilayah perincian yang akan terdampak pemangkasan tersebut.
Untuk periode Juli-September 2024, Nissan mengalami kerugian 9,3 miliar yen (US$ 60 juta), membalikkan keuntungan 190,7 miliar yen yang diperoleh pada periode yang sama pada tahun lalu.
Pendapatan kuartalan menurun menjadi 2,9 triliun yen (US$ 19 miliar) dari sebelumnya 3,1 triliun yen.
Uchida mengakui, Nissan gagal beradaptasi dengan cepat atau fleksibel terhadap perubahan global, termasuk selera konsumen dan kenaikan biaya bahan baku.
“Saya sangat serius menyikapi situasi ini. Nissan akan merombak bisnisnya agar menjadi lebih efisien dan tangguh,” kata Uchida.
Di Amerika Serikat, penjualan model Nissan merosot di. Salah satu pasar otomotif paling menguntungkan yang kini didominasi oleh Ford, Toyota, dan Tesla.