BICARAINDONESIA-Jakarta : Populasi di Jepang pada tahun 2022 mencapai 124,49 juta. Namun, terjadi penurunan sebesar 556.000 yang diketahui lebih besar dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan data pemerintah yang dirilis pada Rabu (13/4/2023), salah satu pemicu anjloknya populasi di Jepang karena angka kematian yang meningkat. Sementara, angka kelahiran di negara tersebut terus menurun.
“Sangat penting untuk mengambil tindakan tegas untuk mengatasi penurunan angka kelahiran, yang merupakan faktor utama penurunan populasi, sebagai salah satu masalah prioritas utama yang harus ditangani,” ujar Kepala Kabinet Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno, dalam konferensi pers dikutip dari CNN, Jumat (14/4/2023).
Saat ini, menurunnya populasi di i Jepang dinilai semakin mengerikan. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyebut negaranya telah di ambang tidak lagi bisa mempertahankan fungsi sosial imbas penurunan angka kelahiran.
Melihat angka kelahiran yang anjlok ke rekor terendah selama tujuh tahun berturut-turut pada tahun 2022, dikhawatirkan akan berdampak pada jumlah anak muda di sana.
Sebelumnya, diprediksi jumlah anak muda di Jepang pada 2030 mendatang hanya akan ada setengah dari jumlah saat ini.
“Pada tahun 2030-an, populasi muda di Jepang akan menurun dua kali lipat dari angka saat ini. Enam hingga tujuh tahun ke depan akan menjadi kesempatan terakhir untuk membalikkan angka kelahiran yang menurun,” beber Kishida.
Maka dari itu, menurut Kishida upaya yang sangat penting yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan mendukung masyarakat untuk membesarkan anak. Ia menegaskan penyelesaian masalah krisis populasi ini sudah tidak bisa ditunda lebih lama lagi.