x

Ari Sumarto Taslim Ingin Ciliwung seperti Sungai di Korea

3 minutes reading
Tuesday, 21 Feb 2023 10:49 0 281 Lubis Tika

Bicara Indonesia.net,BOGOR – Para penggemar Drama Korea ( Drakor) tentu tahu sungai-sungai yang di gunakan dalam syutingnya.

Cheonggyecheon stream adalah sungai kecil di pusat kota Seoul dan letaknya sangat dekat dengan Gwanghamun square dan istana Gyeongbokgung. Cheonggyecheon stream ini juga sering dijadikan lokasi shooting drama Korea

Sungai Ciliwung menjadi cerita kenangan tersendiri bagi masyarakat Jakarta, Bogor dan sekitarnya. Bukan hanya keindahannya kala dulu, Ciliwung menjadi salah satu sarana bagi warga dalam rangka transportasi, menggapai tempat tujuan. Tentu saja kegiatan tersebut bukan hanya cerita urban belaka.

Foto-foto lawas yang menggambarkan aktivitas Ciliwung, bertebaran di dunia maya, jika kita memasukan kata ‘Ciliwung Jaman Dahulu’, dalam mesin pencarian.

Pengamat Ekosistem dan Lingkungan Hidup Ari Sumarto, mengomentari keadaan Ciliwung saat ini. Dirinya menerawang ke belakang, untuk menyelamatkan Sungai Ciliwung agar lestari, yang mana saat ini Ciliwung bisa dikatakan krodit keadaanya, penuh pemukiman dan pabrik.

“Tingkat pencemaran sungai Ciliwung saat ini parah. Harusnya kita berkaca, bagaimana negara-negara dunia memperlakukan sungainya dengan perawatan maksimal, serta aturan yang ketat hingga terjaga sungainya,”ucap Ari Sumarto Taslim, Selasa (21/2).

Ari Sumarto, juga berharap kepada Heru Budi Hartono PJ Gubernur DKI saat ini, untuk bisa merubah wajah sungai Ciliwung, menjadi baik. “Kita lihat Ridwan Kamil, yang sudah mencoba sungai Kalimalang, dengan merubah wajah sungai itu seperti di Korea. Ini patut ditiru,” ungkap Ari.

Lebih lanjut Ari juga meminta warga DKI Jakarta, ikut membantu pemprov DKI mewujudkan wajah sungai Ciliwung yang kumuh, bisa lestari dan menjadi kebanggaan warga DKI Jakarta.

“Bersama kita bisa, untuk mewujudkan keinginan pak Heru dalam menjaga sungai Ciliwung dan ikut membantu dengan jangan membuang sampah ke sungai, namun ke tempat sampah yang tersedia,” ucapnya.

“Banyak warga Bogor menjual bambu-bambunya menyusuri sungai Ciliwung dan sampai Pasar Minggu untuk dijual,” lanjut Ari, menggambarkan keadaa sungai Ciliwung dahulu kala.

Mengutip syair lagi anak-anak, dengan syair “pepaya, mangga, pisang, jambu. Dibawa dari Pasar Minggu”, Ari menghubungkannya akan ter-ngiang masa kanak-kanak, bagaimana pasar Minggu memiliki jalur sutra dalam jual beli melalui sungai Ciliwung.

“Jika kita kanak-kanak dahulu, lagu wajib tersebut menjadi kenangan karena sungai Ciliwung saat ini selalu menjadi momok warga Jakarta karena banjir kiriman,” jelasnya.

Bagaimana tidak, masih kata Ari, daerah Bogor saat ini juga penuh dengan bangunan villa dan rumah serta hutannya yang tidak lestari. Banyak bangunan yang sepertinya tidak melihat keamanan dalam pembangunan nya, yang mana dalam beberapa waktu ke belakang banyak bencana longsor yang terjadi.

“Jelas kita sebagai manusia harusnya berterimakasih kepada bumi, tempat kita tinggal. Dan kewajiban kitalah yang menjaganya. Kalau tidak dijaga, alam marah, akan terjadi bencana alam seperti banjir, longsor dan lainnya,” pungkas Ari Sumarto.

LAINNYA
x