x

Australia Bakal Tetapkan Batas Usia Minimum Remaja Pakai Medsos

2 minutes reading
Thursday, 12 Sep 2024 09:03 0 77 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Australia berencana untuk menetapkan batas usia minimum anak-anak menggunakan media sosial. Hal itu didasari dengan alasan kekhawatiran tentang kesehatan mental dan fisik.

Dikutip dari CNN, Kamis (12/9/2024), Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan bahwa pemerintahannya akan menjalankan uji coba verifikasi usia sebelum memperkenalkan undang-undang usia minimum untuk media sosial tahun ini. Belum diketahui rentang batas usianya, namun Albanese mengatakan kemungkinan antara 14 dan 16 tahun.

”Saya ingin melihat anak-anak meninggalkan perangkat mereka dan bermain di lapangan bola, kolam renang, dan lapangan tenis,” Albanese kepada channel Australian Broadcasting Corp (ABC).

“Kami ingin mereka memiliki pengalaman nyata dengan orang-orang nyata karena kami tahu bahwa media sosial menyebabkan kerusakan sosial,” tambah dia.

Undang-undang tersebut akan menempatkan Australia di antara negara-negara pertama di dunia yang memberlakukan pembatasan usia pengguna media sosial. Sebelumnya Uni Eropa pernah menempuh upaya ini, namun gagal.

Menanggapi niat Australia, Meta selaku pemilik Facebook dan Instagram, yang menetapkan batas usia minimum 13 tahun, mengatakan ingin memberdayakan kaum muda untuk mendapatkan manfaat dari platformnya dan membekali orang tua dengan alat untuk mendukung mereka alih-alih memutus akses.

Menurut studi Universitas Sydney tahun 2023, empat perlima dari 26 juta penduduk Australia terdata menggunakan media sosial. Tiga perempat warga Australia berusia 12 hingga 17 tahun menggunakan YouTube atau Instagram.

Pemerintah Australia tampaknya khawatir dengan dampak medsos terhadap kesehatan mental remaja. Namun ada juga kecemasan tentang apakah batasan usia akan membahayakan kaum muda dengan mendorong mereka menyembunyikan aktivitas online.

“Langkah yang terburu-buru ini mengancam akan menimbulkan bahaya serius dengan mengecualikan kaum muda dari partisipasi yang bermakna dan sehat di dunia digital, yang berpotensi mendorong mereka ke ruang online berkualitas rendah,” kata Daniel Angus, direktur Pusat Penelitian Media Digital Universitas Teknologi Queensland.

Tampaknya hal serupa akan sulit jika diterapkan di  Indonesia. Seperti halnya di Australia, pasti akan ada banyak penolakan dari pihak yang tidak setuju ada regulasi untuk mengatur remaja dalam memakai medsos.

LAINNYA
x