BICARAINDONESIA-Jakarta : Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menambah stok cadangan beras pemerintah (CBP) dengan meningkatkan serapan Bulog. Hal itu dilakukan dalam upaya memastikan stok beras di pasaran terus terjaga dengan harga yang stabil.
Pada tahun 2023, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi memproyeksikan Bulog memiliki stok CBP untuk satu tahun sebesar 2,4 juta ton dengan stok akhir tahun sebesar 1,2 juta ton.
“Proyeksi tersebut meningkat dibanding penyerapan tahun 2022. Hingga 31 Desember 2022 angka serapan Bulog tercatat sebanyak 993 ribu ton,” jelas Arief, Rabu (3/1/2023).
Lebih lanjut, Arif juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah mematangkan sejumlah strategi peningkatan serapan gabah dan beras untuk mengisi CBP pada panen raya Maret-April 2023. Seba pemerintah sudah memperingatkan bahwa kebijakan impor beras hanya boleh dilakukan maksimal Februari 2023.
Strategi pertama yang dilakukan pihaknya ialah membenahi penyesuaian harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras.
“Penyesuaian HPP melibatkan masukan banyak pihak, agar menghasilkan keputusan yang tepat. Untuk itu, sejak Desember hingga memasuki Januari ini, kita rutin melakukan pertemuan dengan para stakeholder perberasan nasional. Di antaranya ialah Kementan, BPS, perwakilan asosiasi seperti HKTI, Perpadi, Aslupama, serta perwakilan BUMN dan BUMD,” jelas Arief.
HPP gabah dan beras saat ini masih mengacu kepada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020. Peraturan itu menetapkan Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat Petani Rp4.200 per kg, GKP di tingkat penggilingan Rp4.250 per kg, Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan Rp5.250 per kg, dan Beras Medium di Gudang Bulog Rp8.300 per kg.
Acuan harga tersebut tengah diriviu untuk diperbaharui, mengingat saat ini biaya peroduksi dan ongkos transportasi telah mengalami kenaikan.
“Dengan HPP yang baru, diharapkan penyerapan oleh Bulog bisa lebih optimal. Karena petani dan penggilingan mendapatkan harga yang lebih baik,” tandasnya.
Editor: Rizki Audina/*