BICARAINDONESIA-Jakarta : Pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran dilakukan bank ternama Inggris Barclays. PHK itu dilakukan pada sekitar 5.000 karyawannya secara global. Perbankan mengaku langkah ini diambil untuk memangkas biaya operasional.
Melansir dari Reuters, Rabu (10/1/2024), sebagaian besar pemangkasan terjadi pada unit pendukung layanan bank, Barclays Execution Services atau yang dikenal secara internal sebagai ‘BX’. Jika dibandingkan dengan laporan yang diterima Reuters pada November 2023 kemarin, jumlah pegawai yang di PHK ini tercatat jauh lebih besar.
“Barclays mengurangi sekitar 5.000 karyawan secara global hingga tahun 2023 sebagai bagian dari program efisiensi berkelanjutan yang dirancang untuk menyederhanakan dan membentuk kembali bisnis, meningkatkan layanan, dan memberikan keuntungan yang lebih tinggi,” kata juru bicara Barclays, Senin (8/1/2024) kemarin.
PHK massal ini sendiri merupakan bagian dari rencana CEO Barclays, C.S. Venkatakrishnan, untuk meningkatkan laba perusahaan dengan menekan biaya operasional. Senab bos bank ternama asal Inggris ini sempat mengaku Barclays tengah mengalami penurunan pendapatan yang disertai peningkatan biaya operasional selama 2023 kemarin.
Sebagai informasi, sebelumnya pada November 2023 lalu Reuters sempat menerima laporan bahwa Barclays sedang merencanakan PHK massal terhadap 1.500-2.000 karyawannya. Pemangkasan ini merupakan bagian dari rencana penghematan operasional perusahaan hingga 1 miliar pounds atau setara dengan Rp 19,5 triliun (kurs Rp 19.500/pounds Inggris).
Dalam laporan tersebut disampaikan jika sebagian besar pemangkasan akan terjadi di unit kerja BX. Sebab dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah staf BX telah mengalami peningkatan secara signifikan yang membuat perusahaan harus merogoh kantong lebih dalam untuk pembiayaan operasional
Tercatat jumlah karyawan BX berada di sekitar 22,300 pada akhir tahun 2022 lalu, naik dari sebelumnya yang berjumlah 20,000 pada akhir tahun 2017.
Sedangkan biaya operasional tahunan di BX telah meningkat menjadi 2 miliar pound (Rp 39 triliun), dari sebelumnya 1,8 miliar pound (Rp 35,1 triliun).
Selain itu, sejak Venkat mengambil alih jabatan CEO perusahaan tengah bergulat dengan dampak dari kesalahan investasi yang sempat merugikan bank tersebut hingga ratusan juta dolar. Kemudian nilai saham Barclays juga tercatat terus mengalami penurunan hingga 26% sejak 1 November 2021 lalu.