BICARAINDONESIA : Hwasong – 17, yang merupakan Peluru Kendali Balistik Antar Benua (ICBM) baru ciptaan Korea Utara, secara resmi telah diuji coba. Para analis menyebutkan, ini merupakan peluncuran pertama yang berhasil.
Dikutip dari CNBCIndonesia, berikut fakta-fakta mengenai rudal monster raksasa milik Korea Utara, seperti yang dilansir Reuters, Minggu (20/11/2022).
1. Misil Raksasa
Hwasong – 17 merupakan misil nuklir terbesar milik Korea Utara, dan merupakan ICBM (Intercontinental Ballistic Missile) berbahan bakar cair dan mobile terbesar di dunia.
Diameternya diperkirakan antara 2,4 – 2,5 meter, ketika diisi bahan bakar penuh kemungkinan beratnya antara 80.000 dan 110.000 kilogram.
Tidak seperti sebelumnya, Hwasong – 17 diluncurkan langsung dari kendaraan transporter dan erector launcher (TEL) dengan 11 gardan.
2. Jangkauan 1.000 Km
Rudal yang diluncurkan pada Jumat lalu terbang hampir 1.000 km atau 621 mil selama 69 menit dan mencapai ketinggian maksimum 6.041 km, menurut kantor berita Korea KCNA.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan senjata itu dapat menempuh jarak sejauh 15.000 km (9.320
mil), cukup untuk mencapai daratan Amerika Serikat.
3. Berhasil Meluncur
Korea Utama sebelumnya mengklaim telah berhasil meluncurkan Hwasong – 17 untuk pertama kalinya pada 24 Maret, ketika media pemerintah mengatakan terbang selama 67,5 menit jarak 1.090 km (681 mil) dan ketinggian maksimum 6.248,5 km (3.905 mil).
Meski begitu para pejabat intelijen, analis di Korea Selatan dan Amerika Serikat menyimpulkan bahwa Korea Utara sebenarnya telah meluncurkan Hwasong – 15 yang pertama kali diuji pada tahun 2017.
4. Jauh Lebih Besar Dari Hwasong – 15
Analis menilai rudal ini lebih besar dari Hwasong – 15. Itu ditampilkan pada pameran pertahanan di Pyongyang pada Oktober 2021.
Pejabat di Seoul dan Washington mengatakan peluncuran pada 27 Februari dan 5 Maret melibatkan sistem ICBM Hwasong – 17, meski mereka tidak menguji kemampuan atau jangkauan penuhnya.
5. Dirancang Membawa Banyak Hulu Ledak
Analis berspekulasi bahwa itu dirancang untuk membawa banyak hulu ledak dan umpan untuk menembus pertahanan rudal yang lebih baik.
Beberapa pengamat juga mengatakan teknologi satelit yang diklaim Korea Utara telah di uji dalam peluncuran 27 Februari dan 5 Maret juga dapat digunakan untuk sistem multiple independent targetable reentry vehicle (MIRV), yang berpotensi memungkinkan satu rudal untuk menjatuhkan hulu ledak nuklir di target yang berbeda.
Editor : Tyan/*
No Comments