BICARAINDONESIA : Posisi China dengan julukan negara terpadat dunia sepanjang sejarah, kemungkinan sudah digeser India. Populasi mereka diyakini lebih banyak. Artinya, Ini adalah tugas besar Perdana Menteri India Narendra Modi untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan memastikan negaranya mempertahankan laju pertumbuhan penduduk tertinggi di dunia.
Dilansir detikcom, populasi India mencapai 1,417 miliar pada akhir 2022, menurut perkiraan dari World Population Review, sebuah organisasi independen yang fokus menganalis sensus dan demografi. Lebih banyak dari yang dilaporkan China, yakni 1,412 miliar di periode yang sama.
Banyak di Usia Produktif
Separuh populasi India berusia di bawah 30 tahun, akan menjadi ekonomi utama dengan pertumbuhan tercepat di dunia dalam beberapa tahun mendatang.
PBB mengharapkan tonggak sejarah itu akan tercapai akhir tahun ini. “Pada 18 Januari, populasi India telah meningkat menjadi 1,423 miliar,” menurut WPR.
Perkiraan lain yang dirilis penelitian Macrotrends mengungkap jumlah terbaru populasi India yakni sebesar 1,428 miliar. Negara tersebut tidak mempublikasikan data sensus sekali dalam satu dekade pada tahun 2021, setelah menunda survei populasi lantaran pandemi Covid-19.
Sayangnya, terlepas dari pertumbuhan ekonomi India yang pesat sebelum COVID-19 dan pemulihannya relatif kuat dari pandemi, sekitar 800 juta orang masih mengandalkan jatah makanan gratis dari pemerintah.
Meski pertumbuhan populasi India melambat, WPR memperkirakan jumlahnya akan terus naik hingga setidaknya tahun 2050.
Populasi China menyusut 850.000 pada tahun 2022 dibandingkan tahun lalu, menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional. PBB memperkirakan bahwa lebih dari separuh proyeksi peningkatan populasi global antara tahun 2022 dan 2050 terkonsentrasi di hanya delapan negara, seperti Kongo, Mesir, Ethiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Tanzania.
Ahli di China Buka Suara
Yi Fuxian, seorang ilmuwan di University of Wisconsin-Madison, mengatakan pejabat China telah melebih-lebihkan data jumlah kelahiran antara tahun 1990 dan 2016 hampir 90 juta.
Dia mengaitkan kesalahan yang diduga sebagian dengan optimisme pemerintah soal tingkat kesuburan. Tingkat kesuburan China diperkirakan mencapai 1,6 anak per wanita pada tahun 2015, sementara Yi percaya angka itu sebenarnya jauh lebih rendah yakni di 1,05.
Jika Mr Yi benar, populasi China pada akhir tahun lalu adalah 1,29 miliar, dibandingkan dengan angka resmi pemerintah sebesar 1,38 miliar. Populasi India secara resmi diperkirakan mencapai 1,33 miliar.
Penelitian Mr Yi, yang dipresentasikan kepada akademisi di Beijing minggu ini, menyoroti krisis demografis yang dihadapi pembuat kebijakan China. Populasi usia kerja China turun untuk pertama kalinya pada tahun 2012 dan terus menyusut sejak saat itu, meningkatkan kemungkinan bahwa populasinya terus menua.
“Saya belum melihat angka populasi India,” kata Yi kepada Financial Times.
“Tapi populasinya akan segera melebihi China jika belum dan pada akhirnya akan jauh lebih besar.”
Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional China, menantang penelitian Yi, dengan mengatakan pada hari Kamis bahwa tingkat kesuburan negara saat ini adalah 1,7 persen.
“[Klaimnya] sama sekali tidak benar,” katanya. “Mereka tidak sesuai dengan fakta.”
Yi adalah pengkritik kebijakan kontroversial terdahulu yakni satu anak di China, yang diberlakukan dari awal 1980-an hingga 2015.
Mr Yi percaya bahwa tanpa kebijakan satu anak, populasi China akan mencapai puncaknya pada 1,6 miliar pada tahun 2040 sebelum mulai menurun, memungkinkan ekonomi terbesar kedua di dunia untuk menikmati “dividen demografis” lebih lama.
Editor : Tyan/*