BICARAINDONESIA-Deliserdang : Sejak diresmikan 6 tahun lalu, keberadaan Kualanamu International Airport (KNIA) atau Bandara Internasional Kualanamu, membuat perekonomian di Kabupaten Deliserdang semakin menggeliat.
Hal itu ditandai dengan semakin pesatnya pembangunan. Bahkan imbas positif sangat dirasakan oleh masyarakat yang berada diwilayah sekitar bandara.
Tak sebatas urusan transportasi udara, keberadaan bandara juga berdampak pada pembangunan infrastruktur di berbagai sektor, termasuk pertanian yang masih banyak di sekitar objek vital yang turut menjadi penunjuang.
Misalnya terkait pembangunan Insfratruktur irigasi. Salahsatu yang menjadi perhatian saat ini adalah pembangunan Bendungan Serdang di area Bandara Kualanamu yang kini dikebut, karena dinilai sebagai salahsatu sarana penunjang di sekitar bandara.
Keberadaannya pun digadang-gadang akan membawa dampak positif oleh masyarakat sekitar. Selain sebagai sarana penanggulangan bencana banjir, diharapkan juga dapat dimanfaatkan sebagai destinasi wisata bagi masyarakat, khususnya yang bermukim di sekitar daerah penyangga kedepannya. Salahsatunya bagi masyarakat Medan.
Pantauan kru Bicaranndonesia.net di lokasi bendungan, terlihat jelas maket bendungan bernama Bendungan Serdang dan dibangun dengan mengadopsi etnik masyarakat Deliserdang yang mayoritas beretnis Melayu.
Lewat maket itu terlihat jelas begitu kentalnya budaya Melayu, yang ditonjolkan lewat ornamen. Hal ini semakin menguatkan jati diri Deliserdang sebagai tanah Melayu.
Bukan itu saja, salah satu upaya melestarikan etnik Melayu yang menjadi kebanggan masyarkat Deliserdang pada umumnya dan Batangkuis pada khususnya, dengan dimulainya tahapan pembangunan sarana olahraga bertarag internasional yang berdiri di Desa Sena, Kecamatan Batangkuis.
Apalagi, selain diberi nama Kawasan Olah Raga Deli, tekstur bangunannya juga menonjolkan citi khas Melayu. Bahkan di maket gapura stadion yang akan dibangun di seputar Bandara Kualanamu itu juga bertuliskan slogan ‘Selembayung’.
Bulian, sebagai Tokoh Masyarakat adat Melayu di Batangkuis mengatakan, ia sangat mengapresiasi berbagai infrastruktur yang kini dalam tahap pembangunan, tetap mengutamalan unsur kedaerahan yang terpampang di setiap sudut pelosok Deliserdang saat ini ,
“Inilah wuhud ‘Tak Melayu Hilang di Bumi’. Harapan saya pembangunan area sport center juga yang saat ini turut mengikuti plan pembangunan yang lainnya. Nilai-nilai kultur dan etnik asli masyarakat sini harus ditonjolkan, baik itu berbentuk gapura atau sejenisnya,” ucapnya sumringah sembari berlalu mengurak sila untuk melanjutkan aktifitasnya.
Penulis : Feri
Editor : Teuku
No Comments